Vote-buying Practices in the Kesu Indigenous Communities During the 2020 North Toraja Elections
(1) Universitas Indonesia, Indonesia
(2) Universitas Indonesia, Indonesia
Abstract
This research examines the phenomenon of vote-buying within the Kesu indigenous community during the 2020 North Toraja Regional Head Election. It employs the clientelistic exchange theory proposed by Aspinall and Berenschot (2019). A qualitative research method, utilizing a case study approach, was adopted for this study. Data were collected through a comprehensive review of literature, observations, and documentation from diverse sources, including manuscripts from the Kesu' indigenous peoples, media reports, and previous studies. These data were subsequently subjected to qualitative analysis and presented in a descriptive manner. The primary findings of this research are: (1) The 2020 North Toraja Regional Head Election witnessed a widespread practice of vote-buying, colloquially termed "money politics," particularly within the Kesu indigenous community; (2) Evident clientelistic exchanges were observed, marked by the active participation of the Kesu' indigenous community and traditional stakeholders at grassroots levels, such as Parengge', Anak Patalo, and Patulak, who acted as intermediaries in the vote-buying process.
Keywords
References
Aspinall, E. Dan Sukmajati, M. (2016). Electoral Dynamics in Indonesia: Money Politics.
Aspinall, E., & Berenschot, W. (2019). Democracy for Sale: Pemilihan Umum, Klientelisme, dan Negara di Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Atmojo, M. E., & Pratiwi, V. P. (2022). Mewujudkan Desa Anti Jual beli suara pada Pemilu 2019 di Desa Temon Kulon Kabupaten Kulon Progo. Jurnal Abdimas BSI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(1), 107-119.
Creswell, J. W. (2010). Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: pustaka pelajar
Fadli, M., Bailusy, M. K., Nas, J., & Zulfikar, A. (2018). Keterlibatan elit lokal dalam peningkatan partisipasi politik pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Toraja Utara tahun 2015. Aristo, 6(2), 301-328.
Fitriyah, M. A. (2012). Fenomena Jual beli suara dalam Pilkada. Politika: Jurnal Ilmu Politik, 3(1), 5-14.
Hartati, A., Nafisa, A. Y., & Hidayanti, T. T. (2019). Botoh dalam Pilkada: Studi Pola Kerja dan Transformasi Botoh dalam Pilkada Kudus 2018. Jurnal PolGov, 1(1), 121-156.
Hicken, A. (2011). Clientelism. Annual review of political science, 14, 289-310.
Khalik, N. P., Rembang, M., & Tulung, L. (2018). Pengaruh Komunikasi Tim Sukses Partai Politik Terhadap Hasil Pemenangan Pemilihan Kepala Daerah (Studi Tim Sukses Dpac Pdi-P Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa). Acta Diurna Komunikasi, 7(4).
Mellaz, A. (2016). Efektifitas Sistem Pemerintahan dan Pelembagaan Sistem Kepartaian Melalui Keserentakan Pemilu Nasional. Jakarta: Sindikasi Pemilu dan Demokrasi.
Muhtadi, B. (2019). Jual beli suara dan new normal dalam pemilu paska-orde baru. Integritas: Jurnal Antikorupsi, 5(1), 55-74.
Pahlevi, M. E. T., & Amrurobbi, A. A. (2020). Pendidikan Politik dalam Pencegahan Jual beli suara Melalui Gerakan Masyarakat Desa. Integritas: Jurnal Antikorupsi, 6(1), 141-152.
Palenewen, Jovano Deivid Oleyver. 2014. Penerapan Patronase dalam Kemenangan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia pada Pemilu Legislatif Kota Bitung Tahun 2009. Yogyakarta: Tesis Magister Universitas Gajah Mada.
Parimba, J. (2021). Rasionalitas Komunikasi Sebagai Pilihan Gereja dalam Melawan Jual beli suara di Toraja. Melo: Jurnal Studi Agama-agama, 1(1), 49-63.
Said, A. A. (2004). Simbolisme Unsur Visual Rumah Tradisional Toraja.
Saputra, F. T. (2017). Partisipasi Politik Masyarakat Baduy Dalam Pemilihan Umum-(Studi Fenomenologi Partisipasi Politik Masyarakat Baduy Pada Pemilu 2014). Prosiding Magister Ilmu Komunikasi, 1(1).
Sariubang, M., Qomariyah, R., & Kristanto, L. (2014). Peranan Ternak Kerbau dalam Masyarakat Adat Toraja di Sulawesi Selatan JITV.
Satria, H. (2019). Politik Hukum Tindak Pidana Jual beli suara dalam Pemilihan Umum di Indonesia. Integritas: Jurnal Antikorupsi, 5(1), 1-14.
Scheiner, E. (2007). 12 Clientelism in Japan: the importance and limits of institutional explanations. Patrons, clients, and policies, 276.
Situru, R. S., Slamet, W., & Ananda, G. A. (2021). Nilai Karapasan Mulai Ditinggalkan Akibat Money Politic. Prosiding Universitas Kristen Indonesia Toraja, 1(1), 214-218.
Sjafrina, A. G. P. (2019). Dampak jual beli suara terhadap mahalnya biaya pemenangan pemilu dan korupsi politik. Integritas: Jurnal Antikorupsi, 5(1), 43-53.
Stokes, Susan, et al. 2013. Brokers, Voters, and Clientelism: The Puzzle of Distributive Politics. New York: Cambridge University Press.
Tapung, M. (2021). Pendidikan Politik: Problematika Mendulang Legitimasi Masyarakat Adat Demi Politik Elektoral Pada Pemilu Langsung di Manggarai (Studi Kritik Sosial terhadap Idealitas Politik ‘Social Welfare’). Schemata: Jurnal Pasca Sarjana IAIN Mataram, 10(1), 65-90.
Tockman, J. (2017). Hegemoni Representasi: Demokrasi dan Pemerintahan Sendiri Adat di Bolivia. Jurnal Politik di Amerika Latin , 9 (2), 121-138.
Wardani, Sri Budi Eko (Ed.). 2014. Buku Panduan Pendidikan Pemilih tentang Transaksi Politik dalam Pemilu. Jakarta: Pusat Kajian Politik UI.
Yulius, N. A. (2012). Penentuan Harga Jual Kerbau Belang Berdasarkan Karakteristik Di Pasar Hewan Bolu Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar.
Yusuf, M., & Effendi, G. N. (2021). Eksistensi pemangku adat dalam pengambilan keputusan desa di Kerinci. Tanah Pilih, 1(1), 11-19.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review
License URL: http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/