Mengkaji Ruang Publik dari Perspektif Kuasa: Fenomena Kemenangan Aktor Hegemonik Melalui Dominasi Budaya
(1) Universitas Negeri Semarang
Abstract
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arditama, E. (2013). Mereformasi Birokrasi dari Perspektif Sosio-Kultural: Inspirasi dari Kota Yogyakarta. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 17(1), 85-100.
Arendt, H. (2013). The human condition. University of Chicago Press.
Benda, H. J., & Feith, H. (1964). Democracy in Indonesia.
Charles Taylor. (2004). Modern social imaginaries. Duke University Press.
Dwipayana, A. A. (2004). Bangsawan dan kuasa: kembalinya para ningrat di dua kota. Institute for Research and Empowerment.
Fraser, N. (1990). Rethinking the public sphere: A contribution to the critique of actually existing democracy. Social text, (25/26), 56-80.
Habermas, J. (1996). Between facts and norms: Contributions to a discourse theory of law and democracy. Mit Press.
Habermas, J. (2010). Ruang publik: sebuah kajian, tentang kategori, masyarakat borjuis. Balesastra Pustaka.
Hardiman, F. B. (2009). Demokrasi deliberatif: menimbang negara hukum dan ruang publik dalam teori diskursus Jurgen Habermas. Kanisius.
Hardiman, F. B. (2009). Demokrasi deliberatif: menimbang negara hukum dan ruang publik dalam teori diskursus Jurgen Habermas. Kanisius.
Jones, P. (2009). Pengantar teori-teori sosial: dari teori fungsionalisme hingga post-modernisme. Yayasan Obor Indonesia.
Keane, J. (2000). ‘Structural Transformation of the Public Sphere’ dalam Kenneth L. Hacker dan Jan Van Dick (Eds.). Digital Democracy: Issues of Theory and Practice. London: Sage.
King, D. Y. (1982). „Indonesia's New Order as a Bureaucratic Polity, a Neopatrimonial Regime or a Bureaucratic Authoritarian Regime: What Difference Does It Make?“. Interpreting Indonesian politics: Thirteen contributions to the debate, 62, 104-16.
Koentjaraningrat. (1974). Kebudayaan, mentalitet, dan pembangunan: bungarampai. Gramedia.
Kusno, A., Utama, C., & Nazir, M. (2007). Penjaga memori: gardu di perkotaan Jawa. Ombak.
Lofland, L. H. (1998). The public realm: Exploring the city's quintessential social territory. Transaction Publishers.
McVey, R. (1982). The Beamtenstaat in Indonesia. Interpreting Indonesian politics: Thirteen contributions to the debate, 84-91.
O'G, A. B. (1972). The idea of power in Javanese culture. Culture and Politics in Indonesia, 1-69.
Prasetyo, A. G. (2012). Menuju Demokrasi Rasional: Melacak Pemikiran Jürgen Habermas tentang Ruang Publik. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 16(2), 169-185.
Putnam, R. D. (2001). Bowling alone: The collapse and revival of American community. Simon and Schuster.
Soemardjan, S. (1991). Perubahan Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sudibyo, Agus, dkk. (2005). Republik Tanpa Ruang Publik. Yogyakarta: IRE Press.
Sutherland, H., & Sunarto. (1983). Terbentuknya sebuah elite birokrasi. Sinar Harapan.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review
License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/