KONSUMSI IKAN DAN HASIL PERTANIAN TERHADAP KADAR Hg DARAH

Andik Setiyono(1), Annisa Djaidah(2),


(1) 
(2) 

Abstract

Hg bersifat toksik untuk makhluk hidup dan menimbulkan kerusakan tubuh permanen bila memajan dalam jumlah cukup dalam waktu lama. Amalgamasi adalah teknik pengolahan emas pada tambang tradisional yang dilakukan masyarakat dengan memanfaatkan Hg sebagai pengikat emas. Limbah tailing yang masih mengandung Hg dibuang tanpa dilakukan pengolahan lebih dulu, sehingga mencemari tanah dan air tanah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan tingkat konsumsi ikan dan konsumsi hasil pertanian terhadap kadar Hg darah masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat konsumsi ikan dan konsumsi hasil pertanian terhadap kadar Hg darah masyarakat. Metode penelitian survei menggunakan desain belah lintang. Recall makanan selama 3 hari tidak berurutan digunakan untuk mengukur tingkat konsumsi ikan dan hasil pertanian masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara konsumsi ikan (p=0,0001), konsumsi makanan pokok (p=0,002),konsumsi sayuran (p=0,001), konsumsi umbi-umbian (p=0,002), dan konsumsi buah-buahan (p=0,002) dengan kadar Hg darah. Simpulan penelitian adalah variabel yang berhubungan dengan kadar Hg darah adalah konsumsi ikan, konsumsi makanan pokok, konsumsi sayuran, konsumsi umbi-umbian, dan konsumsi buah-buahan.

Hg is toxic to living organisms and cause permanent damage to the body when exposing in considerable numbers in a long time. Amalgamation is a gold processing technique on traditional mining community undertaken by utilizing Hg as gold binder. Tailings still contain Hg discharged without treatment first performed, thus contaminating the soil and groundwater. Problem in this study was how the correlation between fish consumption and consumption of agricultural products against blood Hg levels of community. The purpose was to determine the correlation between fish consumption and consumption of agricultural products against blood Hg levels of society. Survey method used a cross sectional design. Recall of food for 3 consecutive days used to measure the level of fish consumption and agricultural communities. The results showed that there were relationship between fish consumption (p=0.0001), a staple food consumption (p=0.002), vegetable consumption (p=0.001), consumption of tubers (p=0.002), and consumption of fruits (p=0.002) with blood Hg level. The conclusion, variables associated with blood Hg levels were consumption of fish, the staple food consumption, vegetable consumption, consumption of tubers, and fruits consumption.

Keywords

Toxic; Hg level; Blood

Full Text:

PDF

References

Alexander, J. 2008. Mercury as Undesirable Substance in Animal Feed, Scientific Opinion of The Panel on Contaminants in The Food Chain. The European Food Safety Authority Journal, 654: 1-76

Almsyier, S. _____. Status Gizi, dan Efek Toksik. http://www.resiko merkuri terhadap status gizi, diakses 11 Juli 2010

Asante., Ansong, K. and Ntow, W.J. 2009. Status of Environmental Contamination in Ghana, The Perspective of A Research Scientist. Interdisciplinary Studies on Environmental Chemistry — Environmental Research in Asia, pp. 253–260

Dufault, R. 2009. Mercury from Chlor-Alkali Plants: Measured Concentrations in Food Product Sugar. Environmental Health, 8 (2)

Gidding, S.S. 2005. Dietary Recommendations forChildren, and Adolescents: A Guide for Practitioners: Consensus Statement from The American Heart Association. The Journal of American Heart Association, 112: 2061-2075

Inwiasri. 2008. Paradigma Kejadian Penyakit Pajanan Merkuri (Hg). Ekologi, 7 (6)

Jamie B, Bettaso and Damon H, Goodman. 2010. A comparison of Mercury Contamination in Mussel and Ammocoete Filter Feeders. Journal of Fish and Wildlife Management, 1 (2): 142-145

Joyce, T.S., et al. 2003. Evaluation of Mercury in Urine as An Indicator of Exposure to Low Levels of Mercury Vapor. Environmental Health Perspectives, 111 (4)

Kim, Nam-Soo. 2011. National estimates of blood lead, cadmium, and mercury level in the Korean general adult population. Int Arch Occup Environ health, 84: 53-63

Oken, E. 2008. Maternal Fish Intake during Pregnancy, Blood Mercury Levels, and Child Cognition at Age 3 Years in A US Cohort. American Journal of Epidemiology, 167 (10): 1171–1181

Santerre, C.R. 2008. Balancing The Risks, and Benefits of Fish for Sensitive Populations. Journal of Foodservice, 19: 205–212

Sugiharto, Eram T.P. 2009. Hubungan antara Perilaku Penggunaan Insektisida Dalam Pengendalian Hama Ulat Bawang (Spodoptera Exigua Hbn) Dengan Tingkat Keracunan Petani Penyemprot Bawang Merah Di Desa Bangsal Rejo, Kec. Wedari Jaksa, Kab. Pati. Jurnal KEMAS, 4 (2): 132-139

Unuvar, E. 2007. Mercury Levels in Cord Blood, and Meconium of Healthy Newborns, and Venous Blood of Their Mothers: Clinical, Prospective Cohort Study. Science of The Total Environment, 374 (1): 60-70

Widiyatna, D. 2007. Pendataan Penyebaran Merkuri Akibat Usaha Pertambangan Emas di Daerah Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat. Subdit Konservasi. Kondisi Lingkungan Daerah Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi (PSDG), http://www.dim.esdm.go.id, 13 Februari 2007

Widowati. 2008. Efek Toksik Logam. Yogyakarta: CV. Andi

World Health Organization. 2001. Environmental Health Criteria 118; Inorganic Mercury. Geneva: IPCS

Refbacks

  • There are currently no refbacks.