Aktivitas Antihiperglikemia dan Antioksidan Ekstrak Daun Sirih Merah Pada Tikus Hiperglikemia Induksi Aloksan

Main Article Content

Hana Widiana
Aditya Marianti

Abstract

Diabetes mellitus is metabolic disease that causes hyperglycemia due to a lack of insulin or insulin resistance. In these conditions, it’s easy for the formation of excess free radicals to cause damage to pancreatic beta cells. Several studies reported that red betel leaf extract has antioxidant and antihyperglycemic activity. This study aimed to analyze the effectiveness of red betel leaf extract on blood glucose and malondialdehyde levels of hyperglycemic rats. Total of 25 male wistar rats were divided into five groups (positive control given glibenclamide 0.09mg/200gBW, negative control not treated, and red betel leaf extract was treated with doses of 100, 200 and 400mg/kgBW). The research procedures included conditioning hyperglycaemia of test animals with induction of alloxan 120mg/kgBW intraperitoneally, extraction of red betel leaf using maceration method with 70% ethanol solvent, treatment of giving red betel leaf extract orally for 21 days and measuring blood glucose levels and malondialdehyde levels by spectrophotometric method. The results showed that doses of 1, 2 and 3 red betel extract didn’t differ in effectiveness with glibenclamide. Regarding malondialdehyde, the effectiveness of doses 2 and 3 of red betel extract was more effective than dose 1 in reducing levels of malondialdehyde but still below glibenclamide.


 


Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme yang menyebabkan kondisi hiperglikemia akibat kurangnya jumlah insulin ataupun insulin mengalami resistensi. Pada kondisi tersebut mudah terjadi pembentukan radikal bebas berlebih sehingga meyebabkan kerusakan sel beta pankreas. Beberapa penelitian melaporkan ekstrak daun sirih merah memiliki aktivitas antioksidan dan antihiperglikemia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keefektifan ekstrak daun sirih merah terhadap kadar glukosa darah dan Malondialdehyde (MDA) tikus hiperglikemia. Sebanyak 25 ekor tikus jantan strain wistar dibagi lima kelompok perlakuan (kontrol posistif diberi obat glibenklamid 0,09 mg/200 gBB, kontrol negatif tidak diberi perlakuan, dan perlakuan ekstrak daun sirih merah dosis 100, 200 dan 400 mg/kg BB). Prosedur penelitian meliputi pengkondisian hiperglikemia hewan uji dengan induksi aloksan 120 mg/kgBB secara intraperitoneal, ekstraksi daun sirih merah menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%, perlakuan pemberian ekstrak daun sirih merah secara oral selama 21 hari, serta pengukuran kadar glukosa darah dan kadar Malondialdehyde (MDA) dengan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan dosis 1, 2 dan 3 ekstrak sirih merah tidak berbeda efektivitasnya dengan glibenklamid. Berkaitan dengan Malondialdehyde (MDA), efektivitas dosis 2 dan 3 ekstrak sirih merah lebih efektif dibandingkan dosis 1 dalam menurunkan kadar Malondialdehyde (MDA) tetapi masih dibawah glibenklamid.


 


Keywords:


blood glucose; free radicals; hyperglycemic; malondialdehyde; red betel.


glukosa darah; radikal bebas; hiperglikemia; malondialdehyde; sirih merah

Article Details

How to Cite
Widiana, H., & Marianti, A. (2022). Aktivitas Antihiperglikemia dan Antioksidan Ekstrak Daun Sirih Merah Pada Tikus Hiperglikemia Induksi Aloksan. Life Science, 11(1), 68-77. https://doi.org/10.15294/lifesci.v11i1.59796
Section
Articles