KAJIAN ASPEK TEKNIS, ESTETIS, DAN SIMBOLIS WARNA WAYANG KULIT KARYA PERAJIN WAYANG DESA TUNAHAN KABUPATEN JEPARA

  • Tyas Purbasari Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Keywords: Technical, Aesthetic, Symbolic, Color shadow puppets

Abstract

Wayang merupakan identitas diri orang Jawa serta merupakan ciri khas bangsa In-donesia karena termasuk sebagai salah satu seni tradisi Indonesia. Hal utama yang menarik untuk diketahui tentang bentuk wayang kulit adalah tentang pewarnaan-nya. Dalam warna wayang, terdapat jiwa dari tokoh wayang tersebut, seperti yang dikerjakan oleh perajin wayang desa Tunahan kabupaten Jepara. Tujuan peneli-tian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan teknik, nilai estetis dan simbolis yang terdapat pada warna wayang kulit perajin wayang desa Tunahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sasaran penelitian adalah way-ang kulit yang dikerjakan oleh perajin wayang desa Tunahan kabupaten Jepara. Teknik pewarnaan di desa Tunahan menggunakan alat dan bahan yang sederhana dan mudah didapatkan, yakni menggunakan cat tembok merek paragon yang da-pat dicampurkan untuk menghasilkan warna-warna yang diinginkan. Nilai estetis warna terdapat pada penggunaan keseluruhan warna yang dipadukan. Terkadang ada beberapa tokoh yang menggunakan warna bertumbukan. Perajin desa Tuna-han sepertinya lebih menekankan pewarnaan pada selera perajin ketika proses me-warna, daripada mengikuti pedoman pewarnaan yang sudah ada. Makna simbolis yang ada pada pewarnaan wayang kulit purwa terdapat pada pewarnaan muka dan badan.Terkadang pewarnaan yang sama pada muka wayang karya perajin desa Tu-nahan memiliki arti simbolis yang berbeda, karena dalam hal ini lebih disesuaikan pada karakter yang ingin digambarkan pada tiap tokoh wayangnya.

 

Wayang is a Javanese identity and Indonesia are the hallmark of the nation because it inclu-des as one of the artistic traditions of Indonesia. The main interesting thing to note about the form of shadow play is about coloring. Puppets in color, there is the soul of the puppet charac-ters, such as those done by the artisans village puppet Tunahan Jepara regency. The purpose of this study was to describe and explain the technical, aesthetic and symbolic value contained in the color of shadow play puppet craftsmen Tunahan village. This study used a qualitative approach. Target of the study was done by the shadow puppet puppet artisan village Tunahan Jepara regency. Staining techniques in the village Tunahan using tools and materials that are simple and easy to get, which is using wall paint brands paragon that can be blended to produce the desired colors. Aesthetic value of colors found in the overall use of color combined. Sometimes there are some people who use color collide. Tunahan village artisans seem to place more emphasis on taste artisan coloring when coloring process, rather than follow existing guidelines staining. Symbolic meanings that exist in prototype puppet coloring coloring found on the face and badan.Terkadang the same coloring on the face of the puppet work of rural artisans Tunahan has a different symbolic meaning, because in this case is more adapted to the character you want drawn on each figure child.

Author Biography

Tyas Purbasari, Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Gedung B5 Lantai 2 FBS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229

References

Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi IV. Jakarta: PT Rineka Cipta

Hermawati, dkk. 2006. Wayang Koleksi Museum Jawa Tengah. Semarang: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito.

Herusatoto, Budiono. 1983. Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Hanindita.

Ismiyanto. 2003. Metode Penelitian. ? ?? Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Iswidayati, Sri dan Triyanto. 2006. Estetika, Hand Out. Semarang: UNNES Jurusan Seni Rupa.

Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan T.R.Rohidi. Jakarta: UI Press.

Moleong, Lexy J. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyono, Sri. 1989. Apa dan Siapa Semar. Jakarta: PT Tema Baru.

___________. 1987. Simbolisme dan Mistikisme dalam Wayang: Sebuah Tinjauan Filosofi. Jakarta: PT.Gunung Agung.

Sunaryo, Aryo. 2002. Nirmana. Paparan Perkuliahan Mahasiswa, Jurusan Seni Rupa Unnes. Tidak dipublikasikan.

_____________. 1996. Konsep dan Sistem Warna Jawa. Dalam Media FBS IKIP Semarang. Unnes Press.

Sutarno. 2007. Estetika Pedalangan. ? ? Surakarta: ISI Surakarta.

Usman, Syafaruddin dan Isnawita Din. 2010. Wayang (Kepribadian Luhur Jawa). Jakarta: Cakrawala.

www.wayang kulit purwa/o70910).

http://gulungkabel.blogspot.com/062010

http://downloadpdf/ 03062010

How to Cite
Purbasari, T. (1). KAJIAN ASPEK TEKNIS, ESTETIS, DAN SIMBOLIS WARNA WAYANG KULIT KARYA PERAJIN WAYANG DESA TUNAHAN KABUPATEN JEPARA. Arty: Jurnal Seni Rupa, 1(1). https://doi.org/10.15294/arty.v1i1.312
Section
Articles