PENDALAMAN LITERASI NUMERASI SEBAGAI UPAYA MENINGKATAN KOMPETENSI GURU SD DI SEKOLAH-SEKOLAH YPII SEMARANG DALAM RANGKA MENYIAPKAN ASESMEN NASIONAL
Abstract
Pemerintah, melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengubah kebijakan tentang Ujian Nasional (UN). Mnurut rencana, pada tahun pelajaran 2020/2021 ujian nasional dihapuskan dan diganti dengan Asesmen Nasional. Namun karena terjadi pandemic Covid 19, penghapusan UN dilaksanakan lebih awal yaitu pada tahun pelajaran 2019/2020 yang lalu. Sedangkan Asesmen Nasional akan dilaksanakan pada bulan September 2021. Hal ini dilakukan berdasarkan evaluasi Ujian Nasional yang hanya menilai aspek kognitif saja dan belum menyentuh karakter siswa secara menyeluruh. Asesmen Nasional meliputi Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) dan Survey Karakter. AKM terdiri dari : (1) Literasi Membaca; (2) Literasi Numerasi dan (3) survey karakter. Asesmen Nasional dirancang untuk memotret mutu input, proses dan hasil belajar yang mencerminkan kinerja satuan pendidikan dan sekaligus menghasilkan informasi yang obyektif dan komprehensif untuk perbaikan kualitas belajar mengajar yang kemudian diharapkan berdampak pada karakter dan kompetensi siswa. Dalam mengatasi kelemahan siswa tentang literasi numerasi dibutuhkan kemampuan bernalar dan berpikir kritis. Higher-Order Thinking Skills (HOTS) merupakan suatu proses berpikir siswa dalam level kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi pembelajaran seperti metode problem solving, taksonomi bloom, dan taksonomi pembelajaran, pengajaran, dan penilaian (Saputra, 2016:91). HOTS meliputi di dalamnya kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kreatif, berpikir kritis, kemampuan berargumen, dan kemampuan mengambil keputusan. Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain dengan meningkatkan kualitas guru melalui pelatihan dan pendidikan. Berdasarkan diskusi dengan pihak YPII, diperoleh informasi bahwa sebagian besar guru masih mengalami kesulitan dalam membelajarkan konsep matematika kepada siswa, menyusun soal-soal yang mengembangkan HOTS sehingga mengalami kesulitan dalam mempersiapkan siswa menghadapi AKM yang salah satu materinya adalah literasi numerasi yang membutuhkan daya nalar dan berpikir kritis.
References
Brookhart, S. M. 2010. How to assess higher-order thinking skills in your classroom. Alexandria, VA: ASCD.
Johar, R. 2012. Domain Soal PISA untuk Literasi Matematika. Jurnal Peluang
1(1), 1-12.
Kurniati, D. 2016. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP Di Kabupaten
Jember Dalam Menyelesaikan Soal Berstandar PISA. Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan 20(2), 142-155.
Ojose, B. 2011. Mathematics Literacy: are we able to put the mathematics we learm into everyday use. Journal Of Mathematics Education 4(1), 89-100.
OECD, PISA. 2017. How Does PISA for Development measure mathematical literacy. Paris: OECD Publisher.
Ramos, J. L., Dolipas, B. B., & Villamor, B. B. (2013). Higher Order Thinking Skills and Academic Performance in Physics of College Students: A Regression Analysis. International Journal of Innovative Interdisciplinary Research , IV, 46-80.
Saputra, H. 2016. Pengembangan Mutu Pendidikan Menuju Era Global: Penguatan Mutu Pembelajaran dengan Penerapan HOTS (High Order Thinking Skills). Bandung: SMILE’s Publishing.
Setiawan, H., Dafik., & Diah, N. 2014. Soal Matematika dalam PISA Kaitannya dengan Literasi Matematika dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. In Prosiding Seminar Nasional Matematika. Jember.
Sumarmo, U., & Nishitani, I. 2010. High level mathematical thinking: Experiments with high school and under graduate students using various approach and strategies . Diambil pada 25 Februari 2016, dari https://goo.gl/5ilIwi.
Widodo, T & Kadarwati, S. 2013. High Order Thinking Berbasis Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Berorientasi Pembentukan Karakter Siswa. Cakrawala Pendidikan 32(1), 161-171.
Pusmenjar Kemendikbud, 2020. Asesmen Kemapuan Minimal.