ANALISIS COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING PADA PENERAPAN MODEL PRE-LABORATORY BERBASIS BLENDED LEARNING
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Indonesia tidak termasuk dalam pengukuran yang dilakukan PISA mengenai Collaborative Problem Solving (CPS). Hal ini menyebabkan kemampuan CPS peserta didik Indonesia tidak terdeteksi. Kegiatan CPS yang dianjurkan PISA adalah dengan implementasi teknologi. Dalam pembelajaran hal ini dapat dilakukan dengan metode blended learning, agar kegiatan sains dalam pembelajaran lebih meningkat dapat diintegrasikan dengan pre-laboratory. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profil CPS peserta didik pada penerapan model pre-laboratory berbasis blended learning.Penelitian ini merupakan penelitian one shot case study. Analisis yang digunakan adalah Rasch model, kualitatif dan kuantitatif. Dilakukan uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara pengetahuan dengan CPS dan uji kruskal wallis untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan CPS peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan analisis CPS peserta didik dengan model Pre-Laboratory berbasis Blended Learning berada dalam kategori cukup. Analisis lanjutan kemampuan peserta didik khususnya pengetahuan dengan CPS tidak memiliki korelasi. Serta pengkategorian peserta didik berdasarkan kemampuan pengetahuan tidak memiliki perbedaan yang nyata pada kemampuan CPS.