Reconstruction of E-Court Legal Culture in Civil Law Enforcement
Main Article Content
Abstract
Legal protection for the community to obtain rights and recovery of the situation is one of them taken by settling civil cases through the courts. During the times and the adjustment of existing conditions, the Supreme Court issued a responsive and progressive law with the enactment of Supreme Court Regulation Number 1 of 2019 so that the public could obtain essential justice based on the principles of fast, simple, and low-cost justice. The aims of this study are: (i) knowing the legal culture in the implementation of e-court as a reflection of the problems of law enforcement; and (ii) reconstruction of legal culture regarding case administration and court proceedings electronically. The author uses empirical juridical research methods. The results of the study show: (i) e-court based court legal culture is not yet optimal. Village communities seeking justice (non-advocates) at the Religious Courts and District Courts of Semarang Regency tend to prefer conventional registration and trial over e-courts; and (ii) the reconstruction of the legal culture community is carried out using e-court socialization education to all advocates, providing educational media to non-advocates, and providing information about administration and trials electronically through notification letters to the district head .Through this, it will create a legal culture that supports the implementation of e-court so that fair law enforcement can be achieved.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
All writings published in this journal are personal views of the authors and do not represent the views of this journal and the author's affiliated institutions. Author(s) retain copyrights under the licence of Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0).
References
Aidi, Z. (2020). Implementasi E-Court dalam Mewujudkan Penyelesaian Perkara Perdata yang Efektif dan Efisien. Masalah-Masalah Hukum, 49(1), 80-89. https://doi.org/10.14710/mmh.49.1.2020.80-89
Anggraeni, R. D. (2020). Wabah Pandemi Covid-19, Urgensi Pelaksanaan Sidang secara Elektronik. ADALAH, 2(4), 7-12. https://doi.org/10.15408/adalah.v4i1.15264
Angkasawati, A. (2015). Masyarakat Desa. Publiciana, 8(1), 72-87.
Berutu, L. (2020). Mewujudkan Peradilan Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan dengan E-Court. Ilmiah Dunia Hukum, 5(1), 41-53. http://dx.doi.org/10.35973/jidh.v5i1.1552
Čehulić, M. (2021). Perspectives of Legal Culture: A Systematic Literature Review. Revija za sociologiju, 51(2), 257-282.
Carillo, J. (2007). Links And Choices: Populer Legal Culture In The Work of Lawrence M. Friedman, Southern California Interdisciplinary Law Journal, 17(1), 1-22
Darmika, I. (2016). Budaya Hukum (Legal Culture) dan Pengaruhnya Terhadap Penegakan Hukum di Indonesia. To-Ra, 2(3), 429-436.
Friedman, L. M. (1969). Legal Culture and Social Development. Law and Society Review, 29-44.
Hidayat, K. I., Priyadi, A., & Purwendah, E. K. (2020). Kajian Kritis Terhadap Dualisme Pengadilan Elektronik (E-Court) dan Konvensional. Batulis Civil Law Review, 1(1), 14-23. https://doi.org/10.47268/ballrev.v1i1.421
Hidayatullah, Z. (2017). Optimalisasi Peran Advokat dalam Penegakan Hukum Ekonomi Syariah di Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Surabaya. Justisia Ekonomika, 1(1). http://dx.doi.org/10.30651/justeko.v1i01.1125
Iqbal, M., Susanto, S., & Sutoro, M. (2019). Efektifitas Sistem Administrasi E-Court dalam Upaya Mendukung Proses Administrasi Cepat, Sederhana dan Biaya Ringan di Pengadilan. Jurnal Ilmu Hukum, 8(2), 302-315.. http://dx.doi.org/10.30652/jih.v8i2.7286
Kurniawan, M. B. (2020). Implementation of ELectronic Trial (E-Litigation) on the Civil Cases in Indonesia Court as a Legal Renewal of Civil Procedural Law. Hukum dan Peradilan, 9(1), 43–70. https://doi.org/10.25216/JHP.9.1.2020.43-70
Kusumaatmadja, M. (2006). Konsep-Konsep Hukum dalam Pembangunan. Bandung: Alumni.
Latifiani, D. (2012). Pemeriksaan Perkara Perdata Secara Prodeo. QISTIE, 6(1), 40–54.
Latifiani, D. (2015). Permasalahan Pelaksanaan Putusan Hakim. ADHAPER: Jurnal Hukum Acara Perdata, 1(1), 15-29. https://doi.org/10.36913/jhaper.v1i1.1
Latifiani, D. (2020a). Advocate as Law Enforcer in the Implementation of E-Court. International Journal of Innovation, Creativity and Change, 11(4), 439-449.
Latifiani, D. (2020b). Buku Monograf Budaya Hukum E-Court Masyarakat Desa. Semarang: BPFH UNNES.
Latifiani, D. (2021a). Human Attitude and Technology: Analyzing A Legal Culture on Electronic Court System in Indonesia (Case of Religious Court). JILS (Journal of Indonesian Legal Studies), 6(1), 157–184.
Latifiani, D. (2021b). Teknis Penggunaan E-Court (E-Filling, E-Payment, E-Summons, dan E-Litigasi). Semarang: Fastindo.
Lutfia, V. (2021). Optimalisasi Penegakan Hukum Terhadap Penyelenggaraan Peradilan Melalui E-Court dalam Mewujudkan Keadilan Bagi Masyarakat di Era Digitalisasi. Lex Renaissance, 6(4), 677-691. https://doi.org/10.20885/JLR.vol6.iss4.art3
Luthfia, A. R. (2013). Menilik Urgensi Desa di Era Otonomi Daerah. Journal of Rural and Development, 4(2), 135-143.
Ma’ruf, Z., & Wardhani, L. (2022). Omnibus Law and Conflicting Norms and Their Relevance to Business Ease in Indonesia. Journal of Private and Commercial Law, 6(2), 100-113. https://doi.org/10.15294/jpcl.v6i2.39616
Mahanani, A. E. E. (2019). Rekonstruksi budaya hukum berdimensi Pancasila dalam upaya penegakan hukum di Indonesia. Jurnal Yustika: Media Hukum dan Keadilan, 22(1), 1-10. https://doi.org/10.24123/yustika.v22i01.1954
Mahkamah Agung Republik Indonesia. (2010). Cetak Biru Pembaharuan Peradilan 2010-2035. Jakarta: Mahkamah Agung.
Mahkamah Agung Republik Indonesia. (2019). E-Court Mahkamah Agung. Jakarta: Mahkamag Agung.
Muladi, M. (2002). Hak Asasi Manusia, Politik, dan Sistem Peradilan Pidana. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Nazir, M. (1983). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nugroho, W. (2017). Rekonstruksi teori hukum pembangunan Kedalam pembentukan perundang-undangan lingkungan hidup dan sumber daya alam pasca reformasi Dalam bangunan negara hukum. Jurnal Legislasi Indonesia, 14(4), 369-382.
Ocarina. (2021). Eksistensi E-Court untuk Mewujudkan Efisiensi dan Efektivitas pada Sistem Peradilan Indonesia di Tengah Covid-19. Syntax Transformation, 2(4), 496–507.
Paridah, B.Q. (2020). Implementasi dan Dampak E-Court (Electronics Justice System) Terhadap Advokat Dalam Proses Penyelesaian Perkara di Pengadilan Negeri Selong. JURIDICA: Jurnal Fakultas Hukum Universitas Gunung Rinjani, 2(1), 41-54.
Pennisi, C. (2022). Legal Culture and empirical research: improving the socio-legal character of the sociology of law. Oñati Socio-Legal Series, 12(6), 1347-1357.
Republic of Indonesia. (2019). Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2019 tentang Administrasi Perkara dan Persidangan di Pengadilan secara Elektronik.
Republic of Indonesia. (1945). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Republic of Indonesia. (2003). Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
Republic of Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.
Personal Interveiw (2020). Interview with One Stop Service Officer at the Ambarawa Religious Court, Semarang Regency.
Pratiwi, S. J., Steven, S., & Permatasari, A. D. P. (2020). The Application of e-Court as an Effort to Modernize the Justice Administration in Indonesia: Challenges & Problems. Indonesian Journal of Advocacy and Legal Services, 2(1), 39-56. https://doi.org/10.15294/ijals.v2i1.37718
Purba, I. P. (2017). Penguatan budaya hukum masyarakat untuk menghasilkan kewarganegaraan transformatif. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 14(2), 146-153. https://doi.org/10.21831/civics.v14i2.16050
Purnama, P. (2021). Penerapan E-Court Perkara Pidana sebagai Salah Satu Upaya Terwujudnya Integrated Judiciary dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia. Rechtvinding, 10(1). http://dx.doi.org/10.33331/rechtsvinding.v10i1.661
Purwendah, E. K. (2019). Konsep Keadilan Ekologi dan Keadilan Sosial dalam Sistem Hukum Indonesia Antara Idealisme dan Realitas. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 5(2), 139-151. https://doi.org/10.23887/jkh.v5i2.18425
Putra, D. (2020). A modern judicial system in Indonesia: legal breakthrough of e-court and e-legal proceeding. Jurnal Hukum dan Peradilan, 9(2), 275-297. https://doi.org/10.25216/jhp.9.2.2020.275-297
Rahardjo, S. (2009). Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis. Yogyakarta: Genta Publishing.
Retnaningsih, S. (2020). Pelaksanaan E-Court Menurut Perma Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Administrasi Perkara Di Pengadilan Secara Elektronik dan E-Litigation Menurut Perma Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Administrasi Perkara Dan Persidangan di Pengadilan Secara Elektronik (Studi di Pengadilan Negeri Di Indonesia). Jurnal Hukum dan Pembangunan. Hukum Dan Pembangunan, 50(1), 124–144. http://dx.doi.org/10.21143/jhp.vol50.no1.2486
Rosdalina, R. (2015). Peran Advokat terhadap Penegakan Hukum di Pengadilan Agama. Politik Profetik, 6(2), 110-124.
Rudy, D. G., & Mayasari, I. D. A. D. (2021). Keabsahan Alat Bukti Surat dalam Hukum Acara Perdata Melalui Persidangan Secara Elektronik. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(1), 167-174. https://doi.org/10.23887/jpku.v9i1.31440
Salima, S. K., and Safudin, E. (2021). Efektivitas Penyelesaian Perkara secara E-Court di Pengadilan Agama Kabupaten Kediri. Antologi Hukum, 1(2), 18-35. https://doi.org/10.21154/antologihukum.v1i2.307
Sanyoto, S., Maryono, A. S., & Bintoro, R. W. (2013). Proses Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan Negeri dalam Kaitannya dengan Transaksi yang Menggunakan Internet. Jurnal Dinamika Hukum, 8(2), 112-120.
Setiawan, A. D., & Putri, S. A. (2021). Implementasi Sistem E-Court dalam Penegakan Hukum di Pengadilan Negeri. Jurnal Poros Hukum Padjadjaran, 2(2), 198-217. https://doi.org/10.23920/jphp.v2i2.352
Smith, K. J. M. (1998). Lawyers, Legislators and Theorist: Developments in English Criminal Jurisprudence, Chapter 2 Legal Theory and Legal Culture. Oxford: Oxford University Press
Soekanto, S. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana, S. (2019). Penerapan Sistem Hukum Menurut Lawrence W Friedman Terhadap Efektivitas Perlindungan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000. Al Amwal (Hukum Ekonomi Syariah), 2(2), 78-94.
Sutrisno, N., Heryansyah, D., Hadi, S., and Cason, C. M. (2022). The Regulation of Defendant's Religious Identity in Court Decisions. Bestuur, 10(2), 85-104. https://doi.org/10.20961/bestuur.v10i2.61409
Suyanto, M. dan H. (2021). Mutiasari, M., & Suyanto, H. (2021). Tinjauan Hukum E-Court di Masa Pandemi Covid-19 Pada Pengadilan Agama Jakarta Selatan. JUSTITIA: Jurnal Ilmu Hukum dan Humaniora, 8(5), 1137-1146. http://dx.doi.org/10.31604/justitia.v8i5.1137-1146
Waluyo, B. (2002). Penelitian Hukum dalam Praktek. Jakarta: Sinar Grafika.
Wardah, R. Z., Cahyani, A. T., Octaviani, A., Syakdiyah, H., Pramana, H. F. M., and Ramadhanti, I. L. E. (2020). Penerapan e-Court di Pengadilan Agama Pasuruan. MA'MAL: Jurnal Laboratorium Syari'ah dan Hukum, 1(4), 324-343. https://doi.org/10.15642/mal.v1i4.22
Yuniar, V. S., Sulistyanti, J. S., & Latifiani, D. (2021). The Court Role in Providing E-court System Education to Community: Post-Enactment of Supreme Court Regulation Number 1 of 2019. UNIFIKASI: Jurnal Ilmu Hukum, 8(1), 34-42. https://doi.org/10.25134/unifikasi.v8i1.3697