PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DIALOGIS PAULO FREIRE PADA PROGRAM PAKET B DI SEKOLAH ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH DESA KALIBENING SALATIGA JAWA TENGAH

  • Ika Rizqi Meilya
  • Fakhruddin Fakhruddin Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
  • Rasdi Ekosiswoyo Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
Keywords: Dialogic Learning Paulo Freire

Abstract

Kurang unggulnya mutu lulusan lembaga pendidikan Indonesia dipicu oleh paradigma pendidikan tradisional yang Paulo Freire sebut dengan banking concept of education. Pembelajaran dialogis merupakan model pembelajaran menempatkan anak sebagai aktor utama perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta faktor pendorong dan penghambat pembelajaran. Pendekatan penelitian kualitatif. Subyek penelitian kepala sekolah, pendamping dan warga belajar program paket B Sekolah Alternatif Qaryah Thayyibah. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Analisis data melalui tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan. Hasil penelitian adalah a) perencanaan pembelajaran anak memiliki kebebasan dalam menentukan tempat, materi dan media belajar, fungsi pendamping sebagai dinamisator layaknya teman b) pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi student learning center metode problem-solving, suasana belajar menyenangkan, alam dan masyarakat merupakan laboratorium dan sumber belajar bagi anak c) evaluasi belajar menggunakan teknik self-evaluating dan bentuk karya melalui pendidikan keterampilan fungsional sebagai bekal kehidupan d) faktor pendukung meliputi motivasi belajar yang tinggi dan suasana belajar menyenangkan, minimnya sarana prasarana dan pembagian jam belajar menjadi faktor penghambat pembelajaran. Saran yang direkomendasikan oleh penulis pendamping mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dengan membuat jadwal pelajaran sehingga lebih efektif dan efisien. Pelaksanaan pembelajaran ditentukan batas jam belajar malam sebab akan mencabut anak dari akar pendidikan keluarga yang sejatinya adalah pendidikan paling utama. Evaluasi bentuk karya pendamping lebih mengarahkan pada keterampilan fungsional sebagai bekal anak memperoleh pekerjaan

Less eminent quality of educational institutions graduates Indonesia triggered by traditional educational paradigm Paulo Freire calls the banking concept of education. Dialogic learning is a learning model puts the child as the main actor of planning, implementation and evaluation of learning. The purpose of this study describes the planning, implementation, evaluation, and factors driving and inhibiting learning. Qualitative research approach. Principal research subjects, mentors and people learn programming package B Qaryah tayyibah Alternative School. Collecting data using interviews, observation and documentation. Examination of the validity of data using triangulation of sources. Analysis of the data through the stages of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results are a) planning the children's learning have freedom in deciding where, materials and media learning, functions like a chaperone as dynamist friend b) implementation of student learning using learning center strategy problem-solving methods, fun learning environment, nature and society is a source of laboratory and learning for children c) learning evaluation techniques and forms of self-evaluating functional skills through education works as a stock life d) supporting factors include high motivation to learn and fun learning environment, lack of infrastructure and the distribution of hours of studying to be a factor inhibiting learning. Suggestions recommended by the co-authors were able to improve the quality of learning by creating a timetable so that more effective and efficient. Implementation of the learning specified limit evening study hours because it would deprive the child of the true roots of family education is the most important education. Evaluate the work of companion more direct form the functional skills to get a job.

References

Arikunto, Suharsimi. 1990. Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif. Jakarta: CV Rajawali

Bahruddin, Ahmad. 2007. Pendidikan Alternatif Qaryah Thayyibah. Yogyakarta: LKIS Yogyakarta

Bahrudin. 2008. Pembelajaran Humanis: Sebuah Alternatif Konsep Pembelajaran Memanusiakan Manusia. Telabang: Jurnal Kependidikan, 1 (1): 51-66

Freire, Paulo. 1984. Pedagogi Hati. Yogyakarta: LKIS Yogyakarta

Freire, Paulo. 2004. The Political of Education: Culture, Power, and Liberation, diterjemahkan oleh Agung Prihantoro dan Arif Yudi Hartanto, Polotik Pendidikan: Kebudayaan, Kekuasaan dan Pembebasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Freire, Paulo. 2005. Pedagogy of the Oppressed. New York: The Continum International Publishing Group

Leach, Tom. 1982. Paulo Freire: Dialogue, Politics and Relevance. International Journal of Life Long Education, 1 (3): 185-201

Moleong, Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Rifa’i, Achmad. 2008. Desain Sistematik Pembelajaran Orang Dewasa. Semarang: UNNES Press

Susanto. 2000. Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium III. Yogyakarta: Adicita

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdikbud

Published
2010-04-10
How to Cite
Meilya, I., Fakhruddin, F., & Ekosiswoyo, R. (2010). PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DIALOGIS PAULO FREIRE PADA PROGRAM PAKET B DI SEKOLAH ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH DESA KALIBENING SALATIGA JAWA TENGAH. Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, 3(1). https://doi.org/10.15294/jnece.v3i1.3920
Section
Articles