PENGARUH SENAM ASMA TERHADAP FREKUENSI KEKAMBUHAN DAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PENDERITA ASMA DI BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT SEMARANG
Abstract
Abstrak
Jumlah penderita asma di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Semarang yang terdiri dari
asma, asma persisten dan asma bronchiale dari tahun 2010 sampai dengan 2013 terus mengalami
peningkatan. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 1.537 penderita (44,63%). Pada
tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 1.041 penderita (18,25%) dan kemudian pada tahun
2013 mengalami peningkatan lagi yaitu sebanyak 1.081 penderita (21,27%). BKPM Semarang
mengadakan kegiatan senam asma bagi penderita asma. Senam asma bertujuan untuk melatih cara
bernapas yang benar, melenturkan dan memperkuat otot pernapasan, melatih ekspektorasi yang
efektif, meningkatkan sirkulasi, mempercepat asma yang terkontrol, mempertahankan asma yang
berkontrol, dan kualitas hidup yang lebih baik. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode eksperimen, yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan desain penelitian one group pretest posttest design dengan sampel penelitian
sebanyak 20 orang penderita asma. Kegiatan senam asma dilaksanakan 3 kali setiap minggu dengan
durasi waktu 45 menit selama 8 minggu. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan analisis
data uji statistik dengan t test dan hasil pengukuran kapasital vital paru dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh antara senam asma terhadap frekuensi kekambuhan asma dan kapasital vital paru
dan pada penderita asma di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Semarang. Diharapkan kepada
peserta senam yang belum rutin untuk dapat mengikuti senam secara rutin dan bagi peserta yang
sudah rutin dapat mempertahankan keikutsertaan dan keaktifan dalam kelompok senam.
Kata Kunci: senam asma, frekuensi kekambuhan, kapasitas vital paru
Abstract
The number of people with asthma in Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Semarang consisting of
asthma, persistent asthma and bronchial asthma from 2010 to 2013 continues to increase. In 2011 increased to
1,537 patients (44.63%). In the year 2012 decreased to 1,041 sufferers (18.25%) and then in the year 2013
experienced another increase of 1,081 patients (21.27%). BKPM Semarang held asthma gymnastic activity for
asthma sufferers. Asthma gymnastics aims to train the correct way of breathing, flexing and strengthening the
respiratory muscles, training effective expectoration, improving circulation, accelerating controlled asthma,
maintaining controlled asthma, and better quality of life. Type of research used in this study is the experimental
method, which is a research method used to find the effect of certain treatment against others in controlled
conditions. In this research, the researcher used the design of one group pretest posttest design research with 20
people with asthma. Asthma gymnastic activity is held 3 times each week with a duration of 45 minutes for 8
weeks. The results showed that based on statistical test data analysis with t test and measurement result vital
capacity of lungs, it can be concluded that there is influence between asthma gymnastics to frequency of
recurrence of asthma and vital capacity of lungs and in patient of Asthma at Balai Kesehatan Paru (BKPM)
Semarang. It is expected that gymnastics participants who have not been routinely to be able to follow
gymnastics regularly and for participants who have been routinely able to maintain participation and activeness
in groups gymnastics.
Keywords: Asthma gymnastics, frequency of recurrence, vital capacity of the lung
References
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). RISKESDAS 2013. RISKESDAS 2013.
Elizabeth. (2011). Persepsi Pasien Asma Tentang Efektivitas Senam Asma Dalam Meminimalkan Kejadian Ulang Serangan Asma. STIKES SANTO BORROMEUS BANDUNG.
Ikawati, Z. (2014). Penyakit Sistem Pernafasan dan Tata Laksana Terapinya. Jakarta: Bursa Ilmu.
Mahardika. (2013). Perbedaan Frekuensi Kekambuhan Asma Berdasarkan Kebiasaan Mengikuti Senam Asma pada Penderita di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Semarang. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Marjolein L.J. Bruurs, L. J. van der G. dan H. M. (2013). The effectiveness of physiotherapy in patients with asthma: A systematic review of the literature. Respiratory Medicine, 107(4), 483–494.
Mumpuni. (2013). Cara Jitu Mengatasi Asma Pada Anak dan Dewasa. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Notoadmojo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan (Revisi). Jakarta.
Oemiati, Ratih. Sihombing, M. Q. (2010). FaktorFaktor yang Berhubungan Dengan Penyakit Asma di Indonesia. Media Litbang Kesehatan, XX.
Pearce, E. C. (2009). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2013). Infodatin Asma. Infodatin Asma.
Rengganis, I. (2008). Diagnosis dan Tata laksana Asma Bronkial. Majalah Kedokteran Indonesia,56.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tri Widiyanti, A. (2010). Senam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Uyainah, A. (2012). Spirometer dalam Kompendium: Tatalaksana Penyakit Respirasi dan Kritis Paru Jilid 2. Bandung: PERPARI.
Vironica. (2013). Pengaruh Senam Asma Terhadap Fungsi Paru (KVP dan FEV1) Pada Wanita Asma di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Semarang. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Viviane Barnabé, Beatriz M. Saraiva-Romanholo, Rafael Stelmach, Alberto Cukier, and M. do P. T. N. (2012). A Physiotherapy Approach To The Control Of Asthma Symptoms and Anxiety. Respiratory Rehabilitation, 1291–1297