Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dan Sikap Ibu dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Cecar
Main Article Content
Abstract
Stunting dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang cukup berat apabila prevalensi stunting berada pada rentang 30-39% dan masih tingginya tingkat prevalensi stunting di Sumatera Selatan, termasuk di wilayah Musi Rawas. Faktor penyebab stunting pada balita salah satunya yaitu asupan makanan yang tidak seimbang. Asupan makanan yang tidak seimbang termasuk dalam pemberian ASI eksklusif yang tidak diberikan selama 6 bulan kepada balita. Capaian dalam pemberian ASI Eksklusif masih tergolong rendah yaitu 38.32% dan hal tersebut disebabkan terjadinya kegagalan dalam pemberian ASI secara Eksklusif. Ketidakpahaman orang tua terlebih Ibu mengenai stunting sangat jelas berkaitan dengan usaha ibu dalam menangani stunting. Sikap sangat berpengaruh pada perilaku ibu dalam memberikan ASI esklusif pada bayinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mengetahui hubungan pemberian ASI Eksklusif dan sikap ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Cecar.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif atau observasional dengan menggunakan desain penelitian case control yang bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas. Subyek penelitian adalah balita yang berusia 24-59 bulan dengan jumlah sampel 164 subyek. Adapun pengambilan data terkait stunting yaitu dengan melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, sedangkan untuk data terkait ASI Eksklusif dan sikap ibu menggunakan lembar kuesioner dan wawancara. Data hasil penelitian berupa analisis menggunakan uji Chi-Square.
Hasil uji chi square diperoleh nilai p-value pada pemberian ASI Eksklusif (p=0,000) dan sikap ibu (p=0,000) lebih kecil dari p= 0,05 yang artinya ada hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dan sikap ibu dengan kejadian stunting.Hasil uji OR (Odds Ratio) diperoleh nilai 12,00 pada pemberian ASI eksklusif dan 11,760 pada sikap ibu.
Article Details
References
Devi. (2012). Gizi Anak Sekolah. Jakarta: Buku Kompas.
Dinkes, S. (2020, Februari 0). Retrieved Januari 19, 2022, from Gatra.com:
E. M. Sari, M. Juffrie, N. Nurani, & M. N. Sitaresmi. (2016). Asupan protein, kalsium dan fosfor pada anak stunting dan tidak stunting usia 24-59 bulan. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 152.
Husna, A., & Teungku, N. (2022). Hubungan ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting pada Anak Balita di Desa Arogan Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Naga Raya. Journal Biology Education, 33-43.
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Paskalia, T. K. (2022). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Sungai Durian Kabupaten Sintang Tahun 2021. Jurnal Medika Usada, 58-64.
Picualy, T. S. (2021). Analisis Determinan dan Pengaruh Stunting terhadap Prestasi Belajar Anak Sekolah di Kupang dan Sumba Timur NTT. Jurnal Gizi dan pangan, 405-409.
Soyanita, E. (2019). Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) Sesuai dengan Usia Bayi di Desa Bawang Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Jurnal Ilmu Kesehatan, 8-12.
Wiyogowati, C. (2010). Kejadian Stunting pada Anak Umur dibawah Lima Tahun (0-59 Bulan) Di Provinsi Papua Barat.