Makna Prosesi Dan Nilai Pendidikan Karakter Dalam Tradisi Lomban Kupatan Tayu
DOI:
https://doi.org/10.15294/piwulang,v12i2.2034Keywords:
Lomban tradition, the meaning of procession, character education, Javanese language learningAbstract
This research aims to (1) describe the meaning of the Tayu Lombang Kupatan tradition procession and (2) identify the character education values contained in the Tayu Lombang Kupatan tradition. This research was conducted in Sambiroto Village, Tayu District, Pati Regency, and at SMAN 2 Pati, located at Jl. A. Yani No.4, Winong, Pati District, Pati Regency. This research uses a qualitative descriptive method with Roland Barthes' semiotic approach. The data in this research are the processions and ubarampe in the Tayu race of Lemban Kupatan. The data sources in this research are the events of the implementation of the Limban Kupatan Tayu tradition, informants, and documents. The sampling technique in this research is purposive sampling. This research uses data collection techniques through interviews and document analysis. Test the validity of the data in this research using source and theory triangulation. Data analysis in this research uses data analysis techniques, according to Milles and Huberman. The results of this research show that the traditional Lomban Kupatan Tayu processions have connotative meanings. Likewise, in the ubarampe, the buffalo head is a symbol of the sub-district head and its residents, the goat head is a symbol of the village head and his residents, yellow rice is a symbol of gold, coconut leaves is a symbol of glory, banana leaves as a symbol of the strength of heart, ketupat as a symbol of mistakes, lepet as a symbol of close community relations, barong as a symbol of guidance, ingkung chicken. A symbol of the power of prayer, nasi uduk is a symbol of pleasure, and plantains symbolize gold. The character education values contained in the Lombang Kupatan Tayu tradition are the principles of respect, the principle of harmony, the character of being wise, honest, self-aware, alert, forming excellent and correct morals and etiquette, and the moral of being careful. The results of this research are also relevant as teaching material for class, mainly expository texts.
References
Abdurrohman, M. (2016). Memahami makna-makna simbolik pada upacara adat sedekah laut di desa Tanjungan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang. Jurnal The Messenger, 7(1), 27-34.
Adyatama, M. F. (2023). Manakiban tradition of Sayyidah Khadijah al-Kubra at Mushalla Daruttaqwa Samarinda, East Borneo, Indonesia. IBDA: Jurnal Kajian Islam dan Budaya, 21(2), 317-328.
Afriza, H., Aryanto, A., & Widoyono, Y. (2022). Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel Mitra Sejati Karya Tulus Setiyadi. Piwulang : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa, 10(2), 190–203. https://doi.org/10.15294/piwulang.v10i2.53815
Ahmad, A., & Muslimah, M. (2021, December). Memahami Teknik Pengolahan dan Analisis Data Kualitatif. In Proceedings of Palangka Raya International and National Conference on Islamic Studies (PINCIS) (Vol. 1, No. 1).
Alfansyur, A., & Mariyani, M. (2020). Seni mengelola dhata: Penerapan triangulasi teknik, sumber dan waktu pada penelitian pendidikan sosial. Historis: Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah, 5(2), 146-150.
Bohari, S. J., & Magiman, M. M. (2020). Simbol dan pemaknaan ritual Adat Tepung Tawar dalam perkahwinan masyarakat Melayu Sarawak. Jurnal Komunikasi Borneo (JKoB), 8, 22-37.
Budy, E. (2017). MAKNA SIMBOLIK TARI MACANAN DALAM BARONGAN BLORA (Doctoral dissertation, INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA).
Dhamina, S. I. (2019). Etika Sosial Jawa dalam Novel Ibu Karya Poerwadhie Atmodihardjo. Jurnal Konfiks, 6(1), 73-82.
Ekowati, V. I., Wulan, S. H., Handoko, A., & Insani, N. H. (2017). Pendidikan Karakter dalam Iluminasi Naskah Babad Pecinna. Humaniora, 22(1), 32–44.
Ekowati, V. I., Wulan, S. H., Handoko, A., & Insani, N. H. (2018). Ajaran Budi Pekerti dalam Iluminasi Naskah Babad Kartasura - Sukawati. Manuskripta, 8(1), 129–157. https://doi.org/https://doi.org/10.33656/manuskripta.v8i1.104
Endraswara, Suwardi. (2006). Budi Pekerti Jawa Tuntunan Luhur dari Budaya Adiluhung. Jogjakarta: Gelombang Pasang.
Fadzilah, R. Q., & Ekowati, V. I. (2019). Serat Weddhakarana: Panduan Meraih Keinginan dalam Budaya Jawa. Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture, 1(2), 147-160.
Falah, F. (2020). Makna Simbolik Sesaji Tradhisi Baritan di Asemdoyong Pemalang Jawa Tengah. Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, 4(1), 109-117.
Fauziyah, E., Yarno, Y., & Hermoyo, R. P. (2021). Simbol Pada Tradhisi Megengan Di Desa Kedungrejo, Waru, Sidoarjo (Kajian Semiotika Roland Barthes). PROSIDING SAMASTA.
Fitriana, T. R., & Verrysaputro, E. A. (2021). Nilai Pendidikan Karakter Tokoh Prabu Kresna dalam Serat Pedhalangan Lampahan Tunggul Wulung Pathet Nem untuk Siswa Sekolah Dasar. Piwulang : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa, 9(1), 43–52. https://doi.org/10.15294/piwulang.v9i1.43443
Fitriyani, F., Adil, M., & Bukhori, K. A. (2020). Pola Komunikasi Ritual Kembar Mayang: Kajian Etnografi Komunikasi Pada Etnis Jawa. Intizar, 26(2), 81-94.
Herdiana, Y., & Juhrodin, U. (2021). Analisis ‘Urf terhadap Tradhisi Janur Kuning Dalam Adat Pernikahan Desa Girijaya Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut. JMII, 4(2).
Husnah, S. U. M. A., Agustin, K., & Larasati, R. I. (2019). Larung Kepala Kerbau Sebagai Wujud Pelestarian Laut (Studi Kasus Tradisi Lomban) Di Desa Ujungbatu Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. Ijtimaiya: Journal of Social Science Teaching, 3(2).
Indrahti, S. (2023). Kearifan Makna Kuliner Sedekah Laut di Jepara Sebagai Peluang Pengembangan Unit Usaha. Anuva: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan, dan Informasi, 7(3), 495-500.
Lase, F. (2016). Kompetensi kepribadian guru profesional. Pelita bangsa pelestari pancasila, 11(1).
Lisdayanti, S., Lestari, A. D. (2023). Makna Simbolik Tradhisi Kedurai Apam Sebagai Wujud Pelestarian Tradhisi Lokal Masyarakat Suku Rejang Di Kecamatan Bingin Kuning Kabupaten Lebong. Lateralisasi, 11(02), 48-54.
Lismawanty, A., Dwiatmini, S., & Yuningsih, Y. (2021). Makna Simbolis Upacara Ritual Nadran Empang di Desa Karangsong Kabupaten Indramayu (Kajian Simbol dan Makna). Jurnal Budaya Etnika, 5(2), 99-122.
Marcheta, N., & Kareem, R. A. (2023). Efektifitas Game Edukasi sebagai Media Pasinaon Kebudayaan Permainan Tradhisional Siswa Sekolah Dasar di Indonesia. Journal on Education, 6(1), 222-229.
Mustamin, K. (2016). Makna Simbolis dalam Tradhisi Maccera'Tappareng di Danau Tempe Kabupaten Wajo. Al-Ulum, 16(1), 246-264.
Nai’mah, L. (2023). Menggali Nilai Kearifan Lokal Lewat Sesaji dan Prosesi Tradhisi Nyadran di Desa Ngepringan Kabupaten Sragen Relevansinya Sebagai Materi Ajar Bahasa Jawa Kelas XI SMK. In Interdisciplinary and Multidisciplinary Studies: Conference Series (Vol. 1, No. 1, pp. 116-125).
Nida, K. (2020). Pergeseran Nilai Unggah-Ungguh Oleh Generasi Muda Dalam Masyarakat Jawa (Studi Kasus Masyarakat Desa Getassrabi Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus). Sosial Budaya, 17(1), 46-55.
Panggelo, M. T. (2023). KERUKUNAN DAN HORMAT DALAM ETIKA JAWA. Euntes: Jurnal Ilmiah Pastoral, Kateketik, dan Pendidikan Agama Katolik, 2(1), 1-10.
Pribadi, N. H. (2021). Makna dan Fungsi Simbolis Upacara Adat Kebo-Keboan Masyarakat Alasmalang Kabupaten Banyuwangi Sebagai Bahan Ajar Bahasa Jawa di Sekolah Menengah Atas (Doctoral dissertation, UNS (Sebelas Maret University)).
Priliantini, A., Bioka, A., Faishal, A., Rahma, A., Suci, E., Poernama, G., ... & Chalida, M. (2020). Eksistensi Budaya ‘Srawung’di Tengah Globalisasi. Cakra Wisata, 21(2).
Putri, S. R. A., Ismaya, E. A., & Fardani, M. A. (2021). Phenomenon Of Verbal Bullying In The Pedawang Society. Naturalistic: Jurnal Kajian dan Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, 5(2), 792-796.
Ridwan, A., & Zafi, A. A. (2020). Makna keislaman tradisi pesta lomban di jepara. JURNAL LENTERA: Kajian Keagamaan, Keilmuan dan Teknologi, 19(2), 130-143.
Sapa’atun, J. (2023). PEMAKNAAN SIMBOLIK KOMUNIKASI RITUAL UNTUK RESOLUSI EKOLOGIS INTERPRETASI TRADHISI REBO BONTONG DI DESA PRINGGABAYA KABUPATEN LOMBOK TIMUR (Doctoral dissertation, Universitas Mataram).
Siburian, A. L. M., & Malau, W. (2018). Tradisi Ritual Bulan Suro pada Masyarakat Jawa di Desa Sambirejo Timur Percut Sei Tuan. Gondang: Jurnal Seni Dan Budaya, 2(1), 28-35.
Sudarto, S. (2022). Makna Simbolik Dan Nilai-Nilai Buddhis Pada Tradhisi Pemberian Nama Orang Jawa (Suatu Tinjauan Semiotik). Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan, 16(1), 320-343.
Susanti, J. T., & Lestari, D. E. G. (2020). Tradisi Ruwatan Jawa pada Masyarakat Desa Pulungdowo Malang. Satwika: Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 4(2), 94-105.
Winarni, R. A. (2013). Pemaknaan Masyarakat Mengenai Tradisi Lomban (Lomba Dayung).(Studi Kasus Mengenai Pemaknaan Tradisi Lomban Dalam Kaitannya Dengan Struktur Sosial Di Dukuh Ngantru Desa Mustokoharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati) (Doctoral dissertation, UNS (Sebelas Maret University)).
Winarno, W. A., & Sawarjuwono, T. (2021). Kritik Atas Triple Bottom Line: Perspektif Memayu Hayuning Bawana. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 12(1), 113-131.
Wulandari, D. A. (2018). Menumbuhkan nilai budi pekerti Masyarakat Jawa mawas diri dengan Logo Terapi. In Prosiding Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling (Vol. 2, No. 1, pp. 155-161).