IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR FORMAL SISWA

D. Nasution(1), S. Mihardi(2),


(1) Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan Jln. Willem Iskandar Psr V.- Kotak Pos No. 1589 Medan 20221. Tel (061) 6625970, Fax (061) 614002-613319
(2) Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan Jln. Willem Iskandar Psr V.- Kotak Pos No. 1589 Medan 20221. Tel (061) 6625970, Fax (061) 614002-613319

Abstract

Low ability of formal thinking students caused the learning outcomes they get too low. This study aims to determine the effectiveness of the inquiry learning model training in improving students' ability to think formal. The design was used quasi-experimental "non-equivalent groups pretest-posttest design". Implementation  experimental class learning with inquiry learning model training, control class learning with direct instruction. Data obtained through a formal thinking ability test thinking ability. Learning model efectivity in improving formal thinking ability is determined based on the gain score average which normalized by average difference test of statistic, namely t test. The results of the reasearch found that the inquiry training learning model is more effective in improving students formal thinking ability compared with the direct instruction learning model. The N-gain percentage of formal thinking ability of students in the experiment class in the indicators of hypothetical deductive thinking, combination thinking and reflection thinking are in the medium category, just proportional thinking is the high category. N-gain average percentage of control class for the hypothesis deductive thinking is just in the low category, while the proportional thinking, combination thinking and reflection thinking are in the medium category.

Rendahnya kemampuan berpikir formal siswa menyebabkan hasil belajar yang mereka peroleh juga rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas  model pembelajaran inquiry training dalam meningkatkan kemampuan berpikir formal  siswa. Disain yang digunakan adalah kuasi eksperimen “non-equivalent groups pretest-posttest design”. Implementasi pembelajaran kelas eksperimen dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry training, kelas kontrol dengan model pembelajaran direct instruction.  Data kemampuan berpikir formal diperoleh melalui tes kemampuan berpikir formal. Efektivitas  model pembelajaran  dalam meningkatkan kemampuan berpikir formal ditentukan berdasarkan rerata skor gain yang dinormalisasi dengan statistik uji beda rerata, uji t.  Hasil penelitian ditemukan bahwa pembelajaran dengan model inquiry training lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir formal siswa dibandingkan dengan pembelajaran direct instruction. Persentase N-gain kemampuan berpikir formal untuk siswa kelas eksperimen untuk indikator berpikir hipotesis deduktif, berpikir kombinasi dan refleksi berada pada kategori sedang, berpikir proporsional pada kategori tinggi. Untuk siswa kelas kontrol perentase N-gain rata-rata untuk berpikir hipotesis deduktif  berada pada kategori rendah, sementara berpikir proporsional, berpikir kombinasi dan berpikir refleksi berada pada kategori sedang.

Keywords

Inquiry training model, formal thinking ability

Full Text:

PDF

References

Andriningsih, Sriyono, dan Arif Maftukhin. (2011). Pengaruh Pola Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Formal Siswa terhadap Kreativitas Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran IPA Fisika Kelas VIII SMP Negeri Se-Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012. Junal Radiasi Vol.1. No. 1, 83- 86.

Arends, Richard I.(2013). Learning to Teach.New York: McGraw-Hill Companies. (Made Frida Yulia Trans). Copyright 2013 by McGraw - Hill Education (Asia) and Salemba Empat.

Dahar,R.W.(1991).Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata PelajaranFisika SMA/MA.Jakarta: Depdiknas.

Deghani, M. (2011). Relationship Between Students Thinking and Self Efficacy Beliefs in Fardowsy University of Mashhad: Procedia Social and Behavioral Sciences, 15, 2952 – 2955.

Doyan, A., Sukmantara, I.K.Y, 2014. Pengembangan Web Intranet Fisika untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Pemecahan Masalah Fisika Siswa SMK. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 10 (2), 117 – 127.

Erlina. (2011). Deskripsi Kemampuan Berpikir Formal Mahasiswa Pendidikan Kimia Universitas Tanjung Pura. Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, Vol.6. No.3.

Erman& Edi Mintarto. (2011). Memacu Kemampuan berpikir Formal Siswa Melalui Pembelajaran IPA Sejak Dini. Jurnal Pendidikan Dasar Universitas Negeri Surabaya,Vol.5. no. 2, 89-97.

Fayakun, M. dan Joko, P. (2015). Efektivitas Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Kontekstual (CTL) dengan metode Predict, Observe, Explain terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tingg. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 11 (1), 49 -58.

Hake & Richard, R. (2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in Mechanics with Gender, High-School Physics, and Pretest Scores on Mathematics and Spatial Visualization.

Heller, K., & Heller, P. (1999). Problem-Solving Labs. Introductory Physics I Mechanics. Cooperative Group problem-solving in physics.

Harahap, Mara Bangun. (2005). Efek Pembelajaran Konstruktivis Kognitif Sosial dan Non Konstruktivis Konvensional Terhadap Hasli Belajar Fisika Dasar Mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Medan. (Unpublished Doctoral dissertation). Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Hidayat, M. I dan Harahap. M.B. (2015). Efek Model Inquiry Training Berbasis Multi Media Lectora dan Kemampuan Berpikir Formal terhadap Hasil Belajar Fisika. Jurnal Online Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed, Volume 4, Nomor 1, 25-32.

Joyce Bruce, Marsha Weil and Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching,Eight Edition. NewJersey: Allyn and Bacon.

Liliasari. (2005a). Membangun Keterampilan Berpikir Manusia Indonesia Melalui Pendidikan Sains. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Pendidikan IPA pada FPMIPA. UPI.

Liliasari. (2005b). Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa melalui Pembelajaran. Makalah Disajikan pada Seminar Nasional Universitas Negeri Semarang.

Looi, C.K. (1998). Interactive Learning Environments for Promoting Inquiry Learning. Journal of Education Technology System, 27,1, 3-22.

Martin, Michael. (2012). TIMSS 2011 International Result in Science. USA and Netherlands: TIMSS PIRLS International Study Center and IEA

McMillan, J.H. & Schumacher, S. (2001). Research in Education: A Conceptual Introduction (Fiveth ed).New York: Addision Longman, Inc.

Mustofa, Masrid Pikoli, Nita Suleman. (2013). Hubungan antara Kemampuan Berpikir Formal dan Kecerdasan Visual-Spasial dengan Kemampuan Menggambarkan Bentuk Molekul Siswa Kelas XI MAN Model Gorontalo Tahun 2010/2011. Jurnal Entropi, Volume VIII, Nomor 1, 51-61.

Panjaitan, M. B, M. Nur, Jatmiko, B. (2015). Model Pembelajaran Sains Berbasis Proses Kreatif-Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemahaman Konsep Siswa SMP. Jurnal Pendidikan P.S. Fisika Indonesia, 11 (1), 8-22.

Mariati, P.S. (2012). Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Model Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Metakognisi dan Pemahaman Konsep Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 8 (2012), 152-160.

Sadia, I. Wayan. (2007). Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal Siswa SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Cycle Learning dalam Pembelajaran Fisika. UNDIKSHA: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Nomor 1, Tahun XXXX.

Silberman, M. (1996). Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject. Boston: Allyn & Bacon.

Suparno, Paul. (2001).Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget.Yogyakarta: Kanisius.

Susiwi, Achmad A.Hinduan, Liliasari, dan Sadijah Ahmad. (2008). Analisis Penguasaan Konsep Kimia Siswa SMA dalam Model Pembelajaran Praktikum D-Ei-Hd. Makalah Disajikan pada Seminar Nasional Kimia dalam Rangka Dies Natalis ke-52 Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY.

Wachidi. (2010). Kedudukan dan Peran Guru dalam Mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan. Orasi Ilmiah Pengukuhan Jabatan Guru Besar Universitas Bengkulu.

White, B. Y. Dan Frederiksen, J.R. (1998). Inquiry, Modeling, and Metacognition: Making Science Accepsible to All Students. Cognition and Instruction. 16, 3-118.

----------.2003. UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Jakarta: Depdiknas.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License