Pengembangan Soal Matematika Model PISA Level 4, 5, 6 Menggunakan Konteks Lampung
Abstract
Menyelesaikan soal matematika menggunakan konteks merupakan suatu cara yang dapat dilakukan untuk membantu menggunakan kemampuan matematikanya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu soal dengan menggunakan konteks akan mempermudah siswa dalam mensituasikan matematika kedalam konteks sehingga akan membantu siswa dalam menggunakan kemampuan literasi dalam menjawab soal, dan dapat menantang pola berpikir matematis siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah Menghasilkan soal matematika model PISA menggunakan konteks Lampung yang valid dan praktis. Metode penelitian ini merupakan design research tipe development study. (Plomp, T., & Nieveen, N, 2007). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP AR-RAIHAN Bandar Lampung dan SMP YADIKA Natar Lampung Selatan yang berumur maksimal 15 tahun. Dalam penelitian ini menghasilkan 15 butir soal PISA menggunakan konteks Lampung yang valid dan praktis serta mempunyai efek potensial terhadap kemampuan literasi matematika siswa.
Solve a math problem using a context is a way that can be done by student to help them use their mathematics skills in everyday life. In addition problem using context will facilitate students in modeling the mathematics in context, so that will help the student to use their literacy skills in answering problem, and can challenge students' mathematical thinking patterns. The purpose of this study was to Generate PISA math models using context Lampung valid and practical. This research method is a type of research design development study. Subjects in this study were students of class IX SMP Ar-raihan Bandar Lampung and SMP YadikaNatar Lampung which has aged up to 15 years. The result of this study was 15 items PISA uses Lampung context of a valid and practical and have a potential effect on students' mathematical literacy skills.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Kadir, & Masi, L. (2013). Penggunaan konteks dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa SMP. KNPM V (hal. 786-796). Kendari: Himpunan Matematika Indonesia.
Kemendikbud. (2011). Survei International PISA. Dipetik Oktober 4, 2014, dari http: //litbang. kemdikbud. go .id / index.php /survei - internasional-pisa
Lutfianto, M., Zulkardi, & Hartono, Y. (2013). Unfinished Student Answer In PISA Mathematics Contextual Problem. Journal on Mathematics Education (IndoMS-JME), 4(2), 201-208.
NCES. (2004). International Outcomes of Learning in Mathematics Literacy and Problem Solving; PISA 2003 results from the U.S. perspective, diakses dari http://nces.ed .gov / pubs 2005 / 2005003. pdf pada 3 Oktober 2014.
OECD. (2013). PISA 2012 Assessment and Analytical Framework: Mathematics, Reading, Science,Problem Solving and Financial Literacy. Paris: OECD Publishing
OECD. (2013). PISA 2015 Mathematics Framework. Paris : OECD Publishing.
Shiel, G., Perkins, R., Close, S., & Oldham, E. (2007). PISA Mathematics : a teacher’s guide. Dublin : Stationery Office
Stacey, K. (2014). The PISA view of mathematical literacy in Indonesia.Journal on Mathematics Education, 2(02), 95-126.
Tessmer, M. (1993). Planning and conducting formative evaluations: Improving the quality of education and training. London: Kogan Page.
Zulkardi. (2006). Formative Evaluation:What, Why, When, and How, diakses dari http://www.reocities.com/zulkardi/books.html pada 20 Agustus 2013.
Refbacks
- There are currently no refbacks.