Penentuan Konsentrasi Minimum Ekstrak Daun Anting-Anting (Acalypha indica L.) sebagai Antibakteri pada Staphylococcus aureus

Main Article Content

Aulia Nuanza Alam
Siti Harnina Bintari
Ibnul Mubarok

Abstract

Anting-anting (Acalypha indica, L.) merupakan tumbuhan herba yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri, karena mengandung senyawa metabolit sekunder salah satunya adalah flavonoid. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengatasi bakteri resisten akibat antibiotik sintetik yang tidak terkontrol penggunaannya. Salah satu bakteri yang banyak mengalami resistensi adalah bakteri Staphylococcus aureus. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi minimum ekstrak daun anting-anting sebagai antibakteri S. aureus. Sampel yang digunakan adalah daun anting-anting yang diperoleh dari desa Krasak Pecangaan Jepara. Sampel daun anting-anting diekstrak menggunakan metode soxhletasi kemudian ekstrak diukur kandungan total senyawa flavonoidnya. Ekstrak diujikan terhadap bakteri S. aureus ATCC 29213 dengan variasi konsentrasi ekstrak 20, 40, 60, 80, 100 (mg/mL) selanjutnya diukur zona hambatnya (mm) dengan metode well diffusion. Hasil pengukuran kandungan total senyawa flavonoid ekstrak daun anting-anting diperoleh rata-rata sebesar 18,84 mg QE/gram ekstrak. Zona hambat yang diperoleh dari masing-masing perlakuan berbeda-beda dan semakin meningkat seiring tingginya konsentrasi ekstrak. Rata-rata besar zona hambat dari konsentrasi ekstrak 20, 40, 60, 80, 100 (mg/mL) berturut-turut adalah 14,53; 18,46; 19,46; 20,65; 23,14 (mm). Berdasarkan penelitian tersebut, konsentrasi minimum ekstrak daun anting-anting sebagai antibakteri S. aureus adalah 20 mg/mL setara dengan konsentrasi flavonoid sebesar 0,38 mg QE/gram ekstrak.


 


Acalypha indica L. is herb that be used as antibacterial, do tue they contain secondary metabolites which one of them is flavonoid. This potential can be used to overcome resistant bacteria as a result of uncontrolled synthetic antibiotics usage. One of the bacteria that have many resistances is Staphylococcus aureus. The purpose of this study is to determine the minimum concentration of A. indica L. leaf extract as S. aureus antibacterial. The sample that being used is A. indica L. leaf gained from Krasak village Pecangaan Jepara. The sample of A. indica L. leaves be extracted with soxhlet methode and measured the total flavonoid content. The extracts be tested to S. aureus ATCC 29213 with various concentration of the extract 20, 40, 60, 80, 100 (mg/mL) and inhibitory zone be measured (mm) with well diffusion methode. The results of measurements of total flavonoid content of the extract of the leaves from A. indica L. obtain an average of 18.84 mg QE/gram extract. Inhibitory zone that obtain from each treatment is various and increase along with concentrations of the extract. The average of inhibitory zone from the concentration of 20, 40, 60, 80, 100 (mg/mL) conscutively is 14.53; 18.46; 19.46; 20.65; 23.14 in mm. Based on these studies, the minimum concentration extract A. indica L. leaf an antibacterial S. aureus ATCC 29213 was the treatment of 20 mg/mL which is equivalent to the flavonoid concentration of 0.38 mg QE/gram extract.

Article Details

How to Cite
Alam, A., Bintari, S., & Mubarok, I. (2017). Penentuan Konsentrasi Minimum Ekstrak Daun Anting-Anting (Acalypha indica L.) sebagai Antibakteri pada Staphylococcus aureus. Life Science, 6(1), 34-39. Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/sju/UnnesJLifeSci/article/view/25340
Section
Articles