PERKEMBANGAN LARVA IKAN RAINBOW BOESEMANI (Melanotaenia boesemani) : Tahap Pembentukan Sirip dan Pembelokan Tulang Ekor

Main Article Content

Frenzysca Yuliani
Siti Zuhriyyah Musthofa
Tutik Kadarini
Dewi Elfidasari

Abstract

Tahapan perkembangan ikan rainbow dalam budidaya meliputi fase embriogenesis, larva, juvenile,dan induk. Larva yang sudah memiliki organ lengkap merupakan tanda bahwa larva telah memasuki fase juvenile. Informasi yang terbatas tentang proses pembentukan organ ikan rainbow membuat petani ikan kesulitan menentukan fase juvenile pada ikan. Salah satu tahap penting pada fase larva adalah pembentukan sirip karena sirip merupakan organ yang digunakan ikan untuk aktif bergerak mencari makan dan aktifitas lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses pembentukan sirip ikan rainbow boesemani (Melanotaenia boesemani). Metode penelitian yang dilakukan meliputi pemeliharaan larva dan pengamatan pembentukan sirip larva. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa larva ikan rainbow boesemani yang baru menetas memiliki panjang total rata-rata sebesar 4.71 mm dan sudah memiliki sirip dada. Larva ikan yang berusia 11 hari sudah mengalami pembelokan tulang ekor di sirip ekor sebesar 300. Sirip anal sudah sempurna saat larva ikan berusia 14 hari. Sirip punggung larva ikan sempurna ketika berusia 26 hari. Sirip yang terakhir terbentuk adalah sirip perut saat larva ikan rainbow boesemani berusia 30 hari dengan jari-jari sudah mengeras.

Stages of development of rainbow fish in aquaculture include the phase of embryogenesis, larval, juvenile, and parental. Larvae which already has a complete organ is a sign that the larvae have entered the juvenile phase. Limited information about the process of organ formation of rainbow fish to make fish farmers found difficulties in determining the phase of juvenile fish. One of the important stages in the larval stage is the formation of fins for fin is an fish organ that is used to move actively foraging and other activities. This study aims to understand the formation of rainbowfish boesemani fins (Melanotaenia boesemani). The method of research was conducted on the larvae rearing and observation of the formation of the larvae fin. The results of this study showed that fish larvae newly hatched rainbow boesemani has a total length of an average of 4.71 mm and already have pectoral fins. When Boesemani rainbowfish larvae is 11 days old already experiencing notochord deflection in the caudal fin of 300. Anal fin is already perfect when boesemani rainbowfish larvae  is 14 days old. Dorsal fin boesemani is perfect when rainbowfish larvae is 26 days old. Last fin is formed was the pelvic fin when rainbowfish boesemani larvae is 30 days old with fins fingers already hardened.

Article Details

How to Cite
Yuliani, F., Musthofa, S., Kadarini, T., & Elfidasari, D. (2013). PERKEMBANGAN LARVA IKAN RAINBOW BOESEMANI (Melanotaenia boesemani) : Tahap Pembentukan Sirip dan Pembelokan Tulang Ekor. Life Science, 2(2). Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/sju/UnnesJLifeSci/article/view/2945
Section
Articles

References

Anonim.2013. Harga Ikan Rainbow Boesemani. http://www.aquariumfish.net/catalog_pages/cyprinids/rainbowfishes.htm. [23 Juni 2013].

Allen GR. 1980. A Genetic classification of the rainbowsfishes (Family Melanotaedae). Record of the Western Australian Museum. Australia.

Humphrey C, Klumpp DW, Pearson R. 2003. Early development and growth of the eastern rainbowfish, Melanotaenia splendida splendida (Peters) I. morphogenesis and ontogeny. J. CSIRO: Marine and Freshwater Research. 54:17-25.

Kadarini T, Zamroni M, Pambayuningrum EK. 2012. Pekembangan larva ikan rainbow kurumoi (Melanotaenia parva). Inpress. J. Riset Akuakultur. 14 hal.

Murniasih S, Kadarini T, Zamroni M. 2011. Laju penyerapan kuning telur dan bukaan mulut awal larva ikan rainbow merah (Glossolepsis incius). Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur; Bali, 19-21 Juli 2011. Bali: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya.

Nugraha F. 2004. Embriogenesis dan perkembangan larva ikan rainbow (Glossolepis incises) [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nur B. 2011. Studi domestikasi dan pemijahan ikan pelangi kurumoi (Melanotaenia parva) sebagai tahap awal upaya konservasi ex-situ. Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III; Bandung, 18 Oktober 2011. Bandung: Pusat Penelitian Biologi-LIPI.

Rahmawati R & Kusrini E. 2013. Ontogeni dan survival activity index larva ikan cupang alam (Betta imbellis Ladiges 1975) hasil transgenik. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur; Lombok, 2013. Lombok: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya.

Saskia Y. 2012. Pembenihan ikan rainbow (Melanotaenia boesemani) di Balai Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar (BRBIH) Depok. Usulan Praktik Umum Universitas Lampung . Lampung.

Subandiyah S, Hirnawati R, Rohmy S, & Atmaja. 2010. Pemeliharaan larva ikan hias pelangi asal Danau Kurumoi umur 7 hari dengan pakan alami. Seminar Nasional Biologi; Yogyakarta, 15 Mei 2010. Yogyakarta: UGM.

Subandiyah S, Hirnawati R & Rohmy S. 2010. Pemijahan ikan rainbow asal Papua dengan menggunakan shelter yang berbeda. Seminar Nasional Biologi; Yogyakarta, 15 Mei 2010. Yogyakarta: UGM.

Umar C & Makmur S. 2006. Komposisi jenis dan hasil tangkapan ikan di Danau Sentani Papua. J. BIODIVERSITAS 7:349-353.