KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS SEBAGAI INDIKATOR KUALITAS PERAIRAN DI EKOSISTEM MANGROVE WILAYAH TAPAK KELURAHAN TUGUREJO KOTA SEMARANG

Main Article Content

Jamaludin Afif
Sri Ngabekti
Tyas Agung Pribadi

Abstract

Kota Semarang memiliki Ekosistem Mangrove yang terletak di Tapak Tugurejo. Ekosistem ini dikelilingi oleh berbagai industri dan kemungkinan besar membuang limbahnya ke lingkungan. Hal ini dapat berdampak pada keanekaragaman makhluk hidup di dalam perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman makrozoobentos sebagai indikator kualitas perairan. Metode purposive sampling digunakan untuk menentukan 9 stasiun pengumpulan sampel. Sampel diambil sebanyak 3 kali dengan selang waktu 2 minggu. Data kemudian dianalisis menggunakan Indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, dan indeks dominansi. Hasil penelitian menemukan 15 spesies makrozoobentos, yang didominasi oleh Cerithidea cingulata. Nilai Indeks Keanekaragaman pada ekosistem mangrove rendah (0,86). Kualitas perairan di ekosistem mangrove termasuk dalam kriteria mutu air kelas II.

Semarang has mangrove ecosystem in the areal of Tapak Tugurejo. The ecosystem is surrounded by various industries and most probably these plants discharge the sewage to the environment. This might impact on the living creatures in the water. The research was aimed to investigate makrozoobenthos diversity as the indicators water quality. The purposive sampling was used to select 9 stations to collect the samples. The samples were taken three times with the interval of two weeks. Data were analyzed for the diversity index, evenness index, and dominance index. Result find that there were 15 species of macrozoobenthos, Cerithidea cingulata is dominated. The diversity index in mangrove ecosistem is low (0,86). The water quality in mangrove ecosystem include in criteria water quality class II.

Article Details

Section
Articles

References

Barnes DR. 1987. Invertebrate Zoology. USA : College Publising The Dryden Press.

Bintari. 2011. Kondisi Mangrove Tugurejo. On line at http://www.bintari.org/index. php/in/lingkup-kerja/konservasi-pesisir /3-kondisi-mangrove-tugurejo [diakses tanggal 23 februari 2012}

Dahuri R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut : Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang. 2010. Online at http://diskanlut-jateng.go.id/index.php/read/budidaya_ ikan/profil [diakses tanggal 23 Februari 2012]

Fachrul MF. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta. Bumi Aksara.

Hendrasari N. 2003. Indeks Keanekaragaman Bentos Di Kawasan Mangrove Pantai Probolinggo. Jurnal Aksial, Majalah Ilmiah Teknik Sipil. 5(2): 62-67.

Nybakken JW. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta : PT Gramedia.

Odum EP. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Edisi ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ruswahyuni. 2008. Struktur Komunitas Makrozoobentos Yang Berasosiasi Dengan Lamun Pada Pantai Berpasir Di Jepara. Jurnal Saintek Perikanan. 3(2): 33-36.

Setiawan D. 2010. Studi Komunitas Makrozoobentos Di Perairan Sungai Musi Sekitar Kawasan Industri Bagian Hilir Kota Palembang. Prosiding Seminar Nasional Limnologi. 5: 217-228.

Taqwa A. 2010. Analisis Produktivitas Primer Fitoplankton Dan Struktur Komunitas Fauna Makrobenthos Berdasarkan Kerapatan Mangrove Di Kawasan Konservasi Mangrove Dan Bekantan Kota Tarakan Kalimantan Timur (Tesis) Semarang: Universitas Diponegoro.

Wardhana AW. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offest.

Wibisono WS. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta: Grasindo.

Wijayanti H. 2007. Kajian kualitas perairan di pantai kota Bandar Lampung berdasarkan komunitas hewan makrobenthos (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro.

Yusuf M & Gentur H. 2004. Dampak Pencemaran Tehadap Kualitas Perairan Dan Strategi Adaptasi Organisme Makrobenthos Di Perairan Pulau Tirangcawang Semarang. Ilmu Kelautan. 9 (1): 12-42.