Pengaruh Intensitas Cahaya, Jenis Pemadat Media, dan Konsentrasi BAP terhadap Kadar Klorofil dan Pertumbuhan Krisan (Chrysanthemum indicum L.) secara In Vitro
Main Article Content
Abstract
Abstrak
Krisan memiliki tingkat heterozigositas dan self incompatibility yang tinggi. Hal tersebut mengakibatkan krisan jarang membentuk biji. Perbanyakan tanaman Krisan secara in vitro dianggap lebih menguntungkan karena dapat menghasilkan bibit dalam jumlah banyak dan waktu yang relatif singkat. Kultur in vitro dipengaruhi oleh lingkungan pertumbuhan, komposisi media dan zat pengatur tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intensitas cahaya, jenis media dan konsentrasi BAP serta interaksinya terhadap kadar klorofil dan pertumbuhan krisan secara in vitro. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok tiga faktor yaitu intensitas cahaya (1000 lux, 3000 lux dan 5000 lux), jenis pemadat media (agar-agar dan vermikulit) dan konsentrasi BAP (0 ppm; 0,25 ppm; 0,5 ppm dan 1 ppm) diulang sebanyak 3 kali pada setiap taraf perlakuan dengan unit perlakuan 1 eksplan/botol. Parameter yang diamati adalah pertambahan tinggi plantlet, pertambahan jumlah daun, pertambahan jumlah tunas dan perhitungan kadar klorofil total yang seluruhnya dilakukan pada 8 minggu setelah tanam (MST). Data dianalisis dengan Anava tiga arah dan Kruskal Wallis serta uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambahan jumlah daun, pertambahan jumlah tunas dan tinggi planlet hanya dipengaruhi jenis media. Interaksi media agar-agar dan BAP 1 ppm menghasilkan pertambahan tunas paling banyak, sedangkan kadar klorofil total planlet krisan tidak dipengaruhi oleh intensitas cahaya, jenis media dan konsentrasi. Untuk perbanyakan krisan secara in vitro seebaiknya menggunakan media agar-agar + BAP 1 ppm dan pada rentang cahaya 1000 lux - 5000 lux