Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan

Main Article Content

Cahyani Wulan Suci
Irwan Budiono

Abstract

Abstrak


Latar Belakang: Stunting ditandai dengan adanya gangguan pertumbuhan tinggi badan dengan hasil pengukuran indeks TB/U kurang dari -2 SD. Kecamatan Kalikajar menjadi wilayah dengan stunting tertinggi di Kabupaten Wonosobo. Penelitian dilakukan untuk mengetahui determinan penyebab stunting pada balita usia 24-59 bulan di Kecamatan Kalikajar. Metode:  Menggunakan desain case control. Sampel berjumlah 84, terbagi menjadi 42 sampel kasus dan 42 sampel kontrol. Variabel bebas yang digunakan meliputi penghasilan keluarga, asupan makanan beragam, sumber air bersih, jamban sehat, pendidikan ibu, usia ibu saat melahirkan, jarak kelahiran anak, dan jumlah kelahiran anak (paritas). Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil: Penghasilan keluarga (p=0,010; OR=3,333; 95%CI=1,284-8,653), asupan makanan beragam (p=0,000; OR=9,750; 95%CI=2,595-36,638), sumber air bersih (p=0,078), jamban sehat (p=0,004; OR=5,846; 95%Cl=1,754-19,485), pendidikan ibu (p=0,500), usia ibu saat melahirkan (p=0,500), jarak kelahiran anak (p=0,180), dan jumlah kelahiran anak (p=0,369). Kesimpulan: Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stunting di Kecamatan Kalikajar adalah penghasilan keluarga, asupan makanan beragam, dan jamban sehat dimana faktor asupan makanan beragam menjadi faktor yang paling berpengaruh.


Abstract


Background: Stunting is characterized by a disturbance in the growth of height with a measurement result of a height/age index of less than -2 SD. Kalikajar District is the area with the highest stunting in Wonosobo Regency. This research was conducted to determine the factors of the causes of stunting in toddlers aged 24-59 months in Kalikajar District. Method: Using a case control design. There were 84 samples, divided into 42 case samples and 42 control samples. The independent variables used included family income, varied food intake, clean water sources, healthy latrines, mother's education, mother's age at giving birth, birth spacing, and parity. Data analysis used the chi-square test. Results: Family income (p=0.010; OR=3.333; 95%CI=1.284-8.653), diverse food intake (p=0.000; OR=9.750; 95%CI=2.595-36.638), clean water sources (p=0.078) ), healthy latrines (p=0.004; OR=5.846; 95%Cl=1.754-19.485), mother's education (p=0.500), mother's age at giving birth (p=0.500), birth spacing (p=0.180), and number of children born (p=0.369). Conclusion: The risk factors associated with the incidence of stunting in Kalikajar District are family income, varied food intake, and healthy latrines where the factor of various food intakes is the most influential factor.

Article Details

How to Cite
Suci, C., & Budiono, I. (2023). Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 7(3), 386-396. https://doi.org/10.15294/higeia.v7i3.64766
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>