Pengalaman Seks Pranikah : Studi Fenomenologis Pada Mahasiswa
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Penelitian ini didasari oleh adanya perubahan konsep seks normatif menuju konsep seks modern, yang menjadikan seks pranikah dikalangan mahasiswa di kota Semarang semakin marak. Mahasiswa yang telah melakukan hubungan seks pranikah memiliki pengalaman psikologis yang berbeda seperti perasaan bersalah, takut ditinggalkan pasangannya dan menganggap perilaku tersebut sudah biasa, perbedaan tersebut menjadi menarik untuk diketahui. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan Interpretative Penomenological Analysis (IPA). Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam terhadap 5 partisipan yang terdiri dari 2 pria dan 3 wanita. Pengalaman seks pranikah pertama mahasiswa dapat diidentifikasi ada 3 aspek yaitu aspek psikologis, aspek fisik, dan aspek moral. Pada aspek moral terdapat kesamaan pada partisipan laki-laki dan wanita yaitu muncul perasaan bersalah karena telah mengingkari kepercayaan orang tua, perasaan berdosa kepada Tuhan. Pada aspek psikologis, partisipan pria merasa seks merupakan pencapaian prestasi, dan petualangan. Partisipan wanita menganggap seks adalah luapan emosional akan keinginan yang terpendam. Seks bagi partisipan laki-laki membuat badan menjadi lebih segar, orgasme, dan otot-otot menjadi rileks setelah berhubungan seks, sedangkan pada partisipan wanita muncul rasa sakit dibagian vagina.
This research is based on a change in the concept of normative sex to the concept of modern sex, which makes premarital sex among students in the city of Semarang more widespread. Students who have had premarital sex have different psychological experiences such as feelings of guilt, fear of being abandoned by their partners and consider such behaviors to be normal, these differences become interesting to know. The research method used is qualitative research with the Interpretative Penomenological Analysis (IPA) approach. Data collected in-depth interviews with 5 participants consisting of 2 men and 3 women. The first premarital sex experience of students can be identified as 3 aspects, namely psychological aspects, physical aspects, and moral aspects. In the moral aspect, there are similarities in male and female participants, which was a feeling of guilt because they have guilt the trust of parents, a feeling of sin in God. On the psychological aspect, male participants feel sex is an achievement and adventure. Female participants consider sex to be an emotional overflow of latent desires. Sex for male participants makes the body become fresher, orgasm, and relaxed, whereas female participants appear in the vaginal pain.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
References
Creswell, John W. (2015). Penelitian Kualitatif & Desain Riset (memilih di antara lima pendekatan). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Desmita. (2015). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Reamaja Rosdakarya
Fajrianti, dkk. (2016). Apakah Faktor Moral Merupakan Menjadi Alasan Orang Dewasa Yang Belum Menikah Melakukan Hubungan Seksual. Artikel Ringkasan. http://eprints.unm.ac.id/9062/1/RINGKASAN.pdf.
Mertia, dkk. (2011). Hubungan antara Pengetahuan Seksualitas dan Kualitas Komunikasi Orangtua dan Anak Dengan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja Siswa-Siswi MAN Gondangrejo Karanganyar Surakarta. Jurnal UNS: Fakultas Kedokteran. Vol.3, No.2.
Mutiara W, dkk. (2008). Gambaran Perilaku Seksual dengan Orientasi Heteroseksual Mahasiswa Dikecamatan Jatinangor Sumedang. Vol.10, No. XVII, Hal.26.
Prabowo, Andika. (2016). “Perilaku Seks Remaja Mengkhawatirkanâ€. Koran-Sindo. 10 November 2016. Semarang. www.koran-sindo.com.
Purwanti, E. L & Muhari. (2013). Hubungan antara tingkat penalaran moral pada remaja dengan perilaku seks pranikah di kost “ADâ€. Character. Vol.01, No.02.
Rahardjo. W. (2008). Perilaku Seks Pranikah Pada Mahasiswa Pria: Kaitannya dengan Sikap Terhadap Cinta Eros dan Ludus dan Fantasi Erotis. Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi. Vol.10, No.1, Hal.1-2.
Rakhmawati, Dini. (2016). Strategi Konseling Kelompok Kognitif Perilaku Singkat Untuk Meningkatkan Resiliensi Terhadap Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja. Bimbingan dan Konseling. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. (Disertasi).
Soyomukti N. (2008). Dari Demonstrasi Hingga Seks Bebas. Jogjakarta : Garasi.
Yudia SM dan Kusumawati A. (2018). Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa Kost (Studi Kasus pada Perguruan Tinggi “X†di Wilayah Jakarta Barat. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP. Vol.6, No.1.
Yusnita, Arianti. (2018). “Darurat Seks Bebas pada Generasi Mudaâ€. Kompasiana. 21 Mei 2018. Jakarta. www.kompasiana.com.