PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA MELALUI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN KANDRI KOTA SEMARANG
Abstract
Penelitian ini dilatar belakangi atas tingginya angka kemiskinan di Indonesia. Pemberdayaan masyarakat yang merupakan salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan, melalui PNPM Mandiri Pariwisata pemerintah berharap bisa mengentaskan kemiskinan. BKM merupakan lembaga yang akan menjadi penyambung lidah antara masyarakat dengan PNPM. KSM merupakan kelompok swadaya masyarakat yang akan melaksanakan program dari PNPM. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah 1) Seperti apa profil BKM Langgeng Joyo, 2) Partisipasi anggota KSM dalam mengembangkan desa wisata, dan 3) faktor pendukung dan penghambat program. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subyek penelitian terdiri dari dua orang anggota BKM, satu pengelola PNPM Mandiri Pariwisata, dan tiga orang penerima manfaat. Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian yakni; 1) BKM “Langgeng Joyo†beranggotakan 9 orang yang dipilih langsung oleh masyarakat dan bertujuan untuk memberdayakan masyarakat miskin yang ada di Kelurahan Kandri dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik di bidang sosial, ekonomi, lingkungan, dan juga dibidang pariwisata. 2) Bentuk program PNPM Mandiri Pariwisata dalam memberdayakan masyarakat dilaksanakan melalui KSM yang dibuat oleh masyarakat. Pada tahun pertamanya, KSM yang telah dibentuk adalah KSM Griya Asri, KSM Catur Langgeng Budaya, dan KSM Pandu Wisata Jaya. Keseluruhan program yang dilaksanakan oleh KSM merupakan paritisipasi aktif dari masyarakat. 3) Faktor pendukung dan penghambat program berasal dari intern dan ekstern, faktor intern meliputi motivasi untuk berpartisipasi, sedangkan faktor ekstern yakni perkembangan zaman dan juga adanya pro dan kontra di masyarakat. Saran yang disampaikan adalah BKM “Langgeng Joyo†untuk lebih bisa memberikan motivasi kepada masyarakat yang sampai saat ini masih apatis dengan program PNPM Mandiri. KSM bidang pariwisata yang telah berjalan diharapkan bisa lebih memperluas jaringan atau kemitraan dengan pihak luar agar bisa digunakan sebagai salah satu alternatif promosi desa wisata Kandri. BKM juga diharapkan bisa segera menyelesaikan masalah urgen agar pemanfaatan program bisa lebih terasa secara keseluruhan.
The background of this research was the high level of poverty in Indonesia. Community empowerment was one of the ways to alleviate poverty. Through Tourism PNPM, government hoped to alleviate poverty. BKM was an institution that wouldl be the mouthpiece between people and PNPM. KSM was a community based organization that would implement the program of PNPM. Issues to be discussed in this study were 1) What kind of profile BKM Langgeng Joyo, 2) participation of KSM members in developing tourist village, 3) supporting and inhibiting factors program. This study used a qualitative approach with descriptive methods, data collection techniques conducted by interview, observation, and documentation. The study subjects consisted of two BKM members, a Tourism PNPM manager, and three beneficiaries. Data analysis techniques in the study used data collection, data reduction, data display, and conclusion. The results obtained in this study: 1) BKM "Langgeng Joyo" consisted of 9 persons elected directly by the people and aimed to empower poor communities in Sub Kandri and improved the welfare of society, both in the social, economic, environmental, and also in tourism . 2) Forms of Tourism in PNPM Mandiri program implemented through KSMs empower communities created by the community. In its first year, KSMs have been formed of the KSM was Griya Asri, KSM Catur Langgeng Budaya, and KSM Pandu Wisata Jaya. The whole program implemented by KSM was the active participation by the community. 3) supporting and inhibiting factors for the program comed from internal and external, internal factors was only the motivation to participate, while external factors was only the times and also the pros and cons in the community. Suggestions submitted were: BKM "Langgeing Joyo" to be able to provide motivation for the people who are still apathetic to the PNPM Mandiri. KSM tourism sector which has been run is expected to further expand the network or partnership with an outside party that can be used as an alternative promotion Kandri tourist village. BKM is also expected to soon resolve the urgent problems in order to use the program as a whole could be more pronounced.
References
Adamson, Dave & Bromiley, Richard. 2013. Community empowerment: learning from practice in community regeneration.
http://www.emeraldinsight.com/journals.htm?issn=0951-3558&volume=26&issue=3&articleid=17089689&show=html diakses pada tanggal 24 Maret 2014 pukul 08.52 WIB
Adi, Isbandi Rukminto. 2007. Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas: Dari Pemikiran Menuju Penerapan. Depok: FISIP UI Press
Coyen, Diana. 1999. Perencanaan Sosial Dunia Ketiga. Yogyakarta: UGM Press
Nes, Marnia. 2008. Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan Pemngembangan BKM: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum
Slamet, Y. 1994. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Sulistiyani, Ambar Teguh. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Media
Tim Penyusun. Petunjuk Teknis Pengembangan Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM). Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum
Tim Penyusun. Petujuk Teknis Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan. Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum.