Utilization of the Homo Wajakensis Site and Regional Museum Tulungagung as a History Learning Media

  • Deris Lazuardi UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
  • Budi Santoso UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
  • Anggoro Putranto UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
Keywords: Site, Museum, Homo Wajakensis, Utilization, Learning Media

Abstract

The Homo Wajakensis Site and Tulungagung Regional Museum are historical sites and historical museums that can be used to study the preliterate or prehistoric period. Many sources say that Homo Wajakensis was found in the Boyolangu District, Tulungagung Regency. This is wrong because from research that researchers can or obtain is that Homo Wajakensis was found in Gamping Village, Campurdarat District, Tulungagung Regency. The aims of this research are (1) to find out in depth about the homo wajakensis site and the Tulungagung regional museum; (2) for the use of the Homo Wajakensis site and the Tulungagung regional museum as a history learning medium for students; (3) for teachers' best practices in teaching history in schools; (4) for student responses in learning history by utilizing the Homo Wajakensis site and the Tulungagung regional museum. The results of this research are (1) the researcher knows in depth about the homo wajakensis site and the Tulungagung regional museum, especially the truth about where it was found; (2) the homo wajakensis site and the Tulungagung regional museum as a medium for learning history for students are the best solution in increasing student motivation; (3) sites and museums are the best learning media for teacher practice in teaching history in schools; (4) students, especially students at SMA Kauman (a Senior High School) class X and also SMP Srengat (a Junior High School) class VII, seem more interested in practical learning or seeing objects directly historical objects at the Homo Wajakensis site and the Tulungagung Regional Museum.

References

Alink, G., Roebroeks, W., & Simanjuntak, T. (2019). Trinil: situs manusia purba di Ngawi, Jawa Timur. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Asiarto, L., Akbar, A., & Sulistyowati, D. (2012). Museum dan pendidikan: buku 4. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman dan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Astuti, A. D., & Suryadi, A. (2020). Pemanfaatan Museum Ranggawarsita sebagai Sumber Belajar Sejarah Bagi Siswa SMA Negeri Di Kota Semarang. Jurnal Profesi Keguruan, 6(1), 9-21.
Brata, K. C., Brata, A. H., & Pramana, Y. A. (2018). Pengembangan aplikasi mobile augmented reality untuk mendukung pengenalan koleksi museum. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), 5(3), 347-352.
Dratiarawati, A. (2015). Pemanfaatan Museum Isdiman Ambarawa sebagai sumber belajar. Indonesian Journal of History Education, 3(2).
Farhatin, D., Atmaja, H. T., & Ahmad, T. A. (2016). Pemanfaatan Situs Candi Ngempon Sebagai Sumber Belajar Sejarah di MA Darul Ma’arif Pringapus. Indonesian Journal of History Education, 4(2).
Hartati, U. (2016). Museum Lampung sebagai media pembelajaran sejarah. HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 4(1), 1-10.
Heri, S. (2014). Seputar pembelajaran sejarah; isu, gagasan dan strategi pembelajaran. Aswaja Pressindo.
Kasnowihardjo, G. (2010). Sekilas Tentang Sebaran Manusia Prasejarah Indonesia. Jurnal Penelitian Arkeologi Papua dan Papua Barat, 2(2), 1-13.
Khoirotun, A., Fianto, A. Y. A., & Riqqoh, A. K. (2014). Perancangan buku pop-up museum Sangiran sebagai media pembelajaran tentang peninggalan sejarah (Doctoral dissertation, Universitas Dinamika).
Koesbardiati, T. (2019). Konservasi Geologi Lokasi Fosil Vertebrata dan Manusia Purba, Daerah Tulungagung Selatan, Jawa Timur (Geoconservation of Vertebrate and Human Ancient Fossils Site, The South Tulungagung Area East Java). Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, 20(4).
Lestari, A. P., & Soebijantoro, S. (2022). Situs mangiran Desa Sidorejo Kabupaten Madiun sebagai sumber belajar sejarah lokal. AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA, 12(2), 181-194.
Lestari, I. (2019). Sejarah Manusia Purba di Antara Kontroversi, Penolakan, dan Penerimaan. MAHARSI, 1(01), 54-68.
Lestari, M. A. (2022). Perkembangan Museum Wajakensis Tulungagung dalam meningkatkan wawasan sejarah tahun 1996-2020 (Doctoral dissertation, UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember).
Lukitaningtyas, D. (2022). Pembelajaran Berdiferensiasi pada Pembelajaran IPS (Materi Manusia Pra-Aksara). KASTARA KARYA: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 2(3), 95-104.
Mailina, L., Utomo, C. B., & Ahmad, T. A. (2017). Identifikasi dan pemanfaatan potensi sumber belajar Berbasis peninggalan sejarah di Ambarawa Kabupaten Semarang. Indonesian Journal of History Education, 5(1).
Medida, V. A., Nirmala, P. O., & Safitri, Y. A. (2020). Pembelajaran Sejarah Masa Pra Aksara Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Dengan Menggunakan Permainan Make A Match. In Seminar Nasional Pendidikan Ips (Vol. 1, No. 1).
Misnah, M. (2019). Pengaruh Media Pembelajaran Situs Lumpang Batu dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA. JTP-Jurnal Teknologi Pendidikan, 21(1), 42-55.
Pertiwi, G. A., Wulandari, R., & Raja, M. T. M. (2021). Perancangan Interior Museum Sejarah Kota Semarang. eProceedings of Art & Design, 8(2).
Rohman, M. M. (2018). Pemanfaatan situs dan museum manusia purba sangiran sebagai media pembelajaran ips dan sejarah bagi pelajar. J. sangiran, 133-144.
Syukur, A. (2020). Kritik Rekonstruksi Masa Pra Aksara Indonesia. Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, 4(1), 79-84.
Worosetyaningsih, T. (2019). Kehidupan Masyarakat pada Masa Praaksara, Masa Hindu Budha, dan Masa Islam. Myria Publisher.
Published
2023-09-15
How to Cite
Lazuardi, D., Santoso, B., & Putranto, A. (2023). Utilization of the Homo Wajakensis Site and Regional Museum Tulungagung as a History Learning Media. Indonesian Journal of History Education, 8(2), 87-108. https://doi.org/10.15294/ijhe.v8i2.72145