Pengaruh Penambahan Sari Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.) dan Suhu Fermentasi Terhadap Kandungan Vitamin C Dan pH Yogurt
Keywords:
terong belanda, suhu fermentasi, yogurt, vitamin c, pHAbstract
Terong belanda adalah buah yang mengandung banyak gizi dan manfaat. Namun masyarakat kurang tertarik mengonsumsi terong belanda karena memiliki rasa manis asam, berukuran kecil, dan mengandung banyak biji. Oleh sebab itu diperlukan adanya inovasi produk untuk meningkatkan daya tarik konsumen. Salah satu produk yang mengalami mudah ditemukan, dan banyak diminati adalah yogurt. Pengolahan menjadi yogurt diharapkan dapat meningkatkan kesukaan masyarakat terhadap terong belanda, meningkatkan gizi dan manfaat kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan sari terong belanda dan suhu fermentasi terhadap vitamin C dan pH yogurt. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak kelompok dengan pola faktorial 3 x 2 dan ulangan sebanyak 2 kali. Faktor S (suhu fermentasi) S1 (suhu ruang 28-32℃) dan S2 (suhu inkubasi 43℃). Faktor T (penambahan sari buah terong belanda) T1 (15%), T2 (20%), T3 (25%). Variabel yang diukur adalah kandungan vitamin C dan pH yogurt. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan sari terong belanda dan suhu fermentasi memberikan pengaruh nyata terhadap kandungan vitamin C (P<0,05), namun tidak berpengaruh nyata pada pH (P>0,05). Yogurt yang dibuat dengan menambahkan sari terong belanda sebanyak 25% dan difermentasi pada suhu ruang memiliki vitamin C tertinggi yaitu sebanyak 91,49 mg/ kg dan pH terendah yaitu 4,3