Formulasi Enteral Berbasis Protein Kedelai (Glycine max) sebagai Alternatif Makanan Tinggi Protein
Keywords:
enteral, protein, wasting, isolated soy proteinAbstract
Wasting pada anak usia rawan gizi (5-12 tahun) menggambarkan kondisi gizi kurang - buruk dan menjadi manifestasi Kurang Energi Protein (KEP). Asupan makanan dalam bentuk enteral direkomendasikan untuk anak dengan kondisi wasting. Peneliti mendesain enteral tinggi protein berbasis kedelai dalam sediaan Isolated soy Protein (ISP) dengan metode RAL. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis statsitik deskriptif kandungan energi dan zat gizi makro formula dengan komposisi bubuk ISP (FA 0%, FB 5%, FC 7,5%, dan FD 10%), susu skim (5%), MCT oil powder (5%), gula pasir (10%), dan air mineral hingga formula mencapai 200 ml. Uji organoleptik dilakukan untuk menganalisis perbedaan kesukaan antara keempat sampel pada panelis anak 5-12 tahun. Uji organoleptik dianalisis dengan uji non-parametik Kruskall Wallis dan uji sampel independent Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan kesukaan antar sampel. Uji dinilai bermakna atau terdapat perbedaan jika p-Value < 0,05. Rerata kandungan energi formula FA (0%), FB (5%), FC (7,5%), dan FD (10%) berkisar senilai 211,9-241,4 kkal dalam 200 mL. Rerata kandungan protein formula berkisar senilai 11,01-16,96 gram. Lemak formula berkisar pada rata-rata sebesar 7,26-7,56 g. Rata-rata karbohidrat senilai 28,51-29,27 g. Hasil analisis uji perbedaan kesukaan organoleptik menghasilkan nilai p-Vaue < 0,05. Terdapat kandungan energi dan zat gizi makro dari keempat formula dengan FB (5%) sebagai formula modifikasi terbaik dengan kandungan yang paling mendekati FA (0%) sebagai formula kontrol. Uji organoleptik menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kesukaan rasa, aroma, warna, dan tekstur.