Perilaku Masyarakat dalam Penggunaan Temephos
Abstract
DBD adalah masalah di Indonesia. Pada tahun 2017 IR DBD sebesar 18,14/100.000 dengan jumlah penderita sebanyak 299 kasus. Kota Semarang adalah daerah endemis DBD. Gunungpati adalah kecamatan yang memiliki insiden DBD tinggi, yang setiap tahun selalu ditemukan penderita DBD. Gunungpati adalah daerah yang sangat potensial untuk DBD, karena memiliki mobilitas penduduk yang tinggi, perilaku PSN yang kurang memadai, dan beberapa petugas kesehatan menjual abate (temephos) tanpa memberi tahu dosis yang sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap praktik masyarakat dalam penggunaan temephos untuk memberantas larva Aedes aegypti. Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berada di Kelurahan Sekaran, Patemon, Kalisegoro, dan Sukorejo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang pada tahun 2018. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 200 sampel, dengan ketentuan masing-masing Kelurahan diwakili oleh 50 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan praktik masyarakat dalam penggunaan temephos (p=0,0001), serta ada hubungan antara sikap dengan praktik masyarakat dalam penggunaan temephos (p=0,0001).