HUBUNGAN RIWAYAT BBLR, ASUPAN PROTEIN, KALSIUM, DAN SENG DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA

Main Article Content

Resta Windra Wati

Abstract

Hasil Riskesdas 2018, prevalensi Kabupaten Magelang status gizi (TB/U) pada Balita kategori sangat pendek 8,90% dan pendek 25,05%. Kasus stunting mencapai lebih dari 20% yang menurut WHO termasuk masalah kesehatan masyarakat sehingga membutuhkan perhatian khusus. Stunting berdampak pada kualitas SDM. Kegagalan pertumbuhan dapat disebabkan BBLR, kurang asupan zat gizi termasuk protein, seng. dan kalsium. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan riwayat BBLR, asupan protein, kalsium, dan seng dengan kejadian stunting pada balita. Jenis penelitian observasional analitik menggunakan rancangan penelitian case control. Populasi penelitian balita umur 24-59 bulan dan teknik pengambilan sampel total sampling, didapatkan sampel 33 balita. Instrumen dan teknik pengambilan data: formulir riwayat berat badan lahir dan tinggi badan serta formulir SQFFQ asupan protein, kalsium, dan seng. Data primer dari hasil wawancara. Data sekunder dari data Posyandu. Analisis data secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang bermakna antara riwayat BBLR, asupan protein, kalsium, dan seng dengan kejadian stunting pada balita (p=0,044. 0,021, 0,046, 0,049) dan (OR=5,278, 5,950, 5,400, 4,667). Simpulan penelitian: ada hubungan yang bermakna antara riwayat BBLR, asupan protein, kalsium, dan seng dengan kejadian stunting pada balita. Saran: diharapkan orang tua balita dapat memberikan makanan bergizi pada balitanya lebih beragam dan seimbang sehingga menurunkan risiko stunting.

Article Details

How to Cite
Wati, R. (2021). HUBUNGAN RIWAYAT BBLR, ASUPAN PROTEIN, KALSIUM, DAN SENG DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA. Nutrizione: Nutrition Research And Development Journal, 1(2), 1-12. https://doi.org/10.15294/nutrizione.v1i2.50071
Section
Nutrizione Vol.1 No.2 - 2021

References

Aisyah, Iseu Siti., & Yunianto, Andi Eka. (2021). Hubungan Asupan Energi dan Asupan Protein dengan Kejadian Stunting pada Balita (24-59 Bulan) di Kelurahan Karanganyar Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan komunitas Indonesia. 17(1): 240-246.
Akombi, Blessing Jaka., Agho, Kingsley Emwinyore., Hall, John Joseph, Merom, Dafna,. Burt, Thomas Astell., & Renzaho, Andre M. N. (2017). Stunting and Severe Stunting among Children Under-5 Years in Nigeria: A Multilevel Analysis. BMC Pediatrics. 17(15): 1-16.
Almatsier, Sunita. (2013). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Bappenas. (2018). Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan. Jakarta: Bappenas.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI. (2016). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Depok: Rajagrafindo Persada.
Ilyas, Reni. (2018). Analisis Hubungan Asupan Seng (Zn) dan Vitamin A dengan Stunting pada Anak Usia 3 – 5 Tahun di Kabupaten Tanah Datar. Skripsi. Padang: Universitas Andalas.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Situasi Balita Pendek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Tentang Pelayanan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Khairy, S. A. M., Mattar, M. K., Refaat, L. A. M., & El-Sherbeny, S. A. (2010). Plasma Micronutrient Levels of Stunted Egyptian School Age Children. Kasr El Aini Med J. 16(1).
Mikhail, W. Z. A., Sabhy, H. M., El-sayed, H. H., Khairy, S. A., Salem, H. Y. H. A., & Samy, M. A. (2013). Effect of Nutritional Status on Growth Pattern of Stunted Preschool Children in Egypt. Academic Journal of Nutrition. 2(1): 1-9.
Nainggolan, R.S., Aritonang, E.Y., & Ardiani, F. (2014). Hubungan Pola Konsumsi Makanan dan Konsumsi Susu dengan Tinggi Badan Anak Usia 6-12 tahun di SDN 173538 Balige. Jurnal Gizi Kesehatan Reproduksi dan Epidemiologi. 1(3): 1-8.
Nurmalasari, Yesi., Sjariani, Tessa., & Sanjaya, Putra Intan. 2019. Hubungan Tingkat Kecukupan Protein dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 6-59 Bulan di Desa Mataram Ilir Kec. Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2019. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan. 6(2): 92-97.
Oktarina, Zilda. (2012). Hubungan Berat Lahir dan Faktor-Faktor Lainnya dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Lampung Tahun 2010. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
Putri, Tyas Aisyah. (2018). Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 25-59 Bulan di Wilayah Puskesmas Kotagede I Kota Yogyakarta Tahun 2018. Skripsi. Yogyakarta: Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
Ramadani, Nurul. (2018). Hubungan Asupan Kalsium Dan Vitamin D dengan Kejadian Stunting pada Anak Balita di Kecamatan Naggalo Kota Padang. Skripsi. Padang: Universitas Andalas.
Ramayulis, R., Pramantara, I. D. P., & Pangastuti, R. (2011). Asupan Vitamin, Mineral, Rasio Asupan Kalsium dan Fosfor dan Hubunganya dengan Kepadatan Mineral Tulang Kalkaneus Wanita. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 7(3): 129-136.
Ridwan, Endi. (2012). Kajian Interaksi Zat Besi dengan Zat Gizi Mikro Lain dalam Suplementasi. Penel Gizi Makan. 35(1): 49-54.
Riskesdas. (2018). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Riskesdas. (2018). Laporan Provinsi Jawa Tengah Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Soetardjo. (2011). Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Souganidis, E. (2012). The Relevance of Micronutrients to The Prevention of Stunting. Sight and Life. 26(2).
Stuijvenberg, M. E., Nel, J., Schoeman S.E., Lombard C. J., Du Plessis, L. M., & Dhansay M. A. (2015). Low Intake of Calcium and Vitamin D, but Not Zinc, Iron or Vitamin A, is Associated with Stunting in 2-5 Years Old Children. Nutrition. 31: 841-846.
Sundari, Ermawati., & Nuryanto. (2016). Hubungan Asupan Protein, Seng, Zat Besi, dan Riwayat Penyakit Infeksi dengan Z-Score TB/U pada Balita. Journal of Nutrition College. 5(4): 520-529.
Supriyanto, Yeyen., Paramashanti, Bunga Astria., & Astiti, Dewi. (2017). Berat Badan Lahir Rendah Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 6-23 Bulan. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia. 5(1): 23-30.
Tiwari, Rina., Ausman, M Lynne., & Agho, Kingsley Emwinyore. (2014). Determinants of Stunting and Severe Stunting among Under-Fives: Evidence from The 2011 Nepal Demographic and Health Survey. BMC Pediatrics. 14(239): 1-15.
Wulandari, Rizqita Catur., & Muniroh, Lailatul. (2020). Hubungan Tingkat Kecukupan Gizi, Tingkat Pengetahuan Ibu, dan Tinggi Badan Orangtua dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tambak Wedi Surabaya. Amerta Nutr. 95-102.
Yunita, Yuyun. (2012). Hubungan Antara Kebiasaan Minum Susu, Asupan Kalsium, dengan Status gizi Anak Sekolah di SDN 02 Pasirhalang di Kabupaten Bandung Barat. Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
Zahriany, Ade Ira. (2017). Pengaruh BBLR Terhadap Kejadian Stunting pada Anak Usia 12-60 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Langkat Tahun 2017. Jurnal Riset Hesti Medan. 2(2): 129-141.