The Perspective of the Tengger Indigenous People in Lumajang on a Good and Healthy Environment
Keywords:
Tengger adat law community, Tri Hita Karana, HarmonyAbstract
This study aims to understand the world view of Tengger Adatlaw community in Agrosari Village, Senduro District, Lumajang Regency, regarding the right to a good and healthy environment. A good and healthy environment is a part of a human's basic need, so it must be maintained and preserved. The Tengger Adatlaw community in Argosari Village, Senduro District of Lumajang Regency, is very concerned about such matters. What motivates the Tengger adat law community in Argosari Village to maintain a good and healthy environment? Is the Tri Hita Karana philosophy capable of guiding the Tengger adat law community to maintain and preserve a good and healthy environment? The philosophical approach and harmony theory are used to understand the Tengger adat law community worldview and strengthened by the Tri Hita Karana principle. Tri Hita Karana's philosophy guides the harmonious relationship between humans, nature, and God. At the end of this study, this paper concluded that Tri Hita Karana principles could guide the Tengger adat law community worldview on the universe. Therefore, legal action is needed to respect, recognize, and protect the Tengger adat law community's worldview and ensure it is suitable for a good and healthy environment.
References
Ayu Sutarto. “Sekilas Tentang Masyarakat Tengger.” Makalah presented at the Pembekalan Jelajah Budaya 2006 yang diselenggarakan oleh Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, Yogyakarta, 7 – 10 Agustus.
Bagian Kesra Kabupaten Buleleng. “TRI HITA KARANA DAN RELEVANSINYA DALAM PENGENDALIAN PANDEMI COVID-19 | Bagian Kesejahteraan Rakyat.” Accessed June 6, 2024. https://kesrasetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/tri-hita-karana-dan-relevansinya-dalam-pengendalian-pandemi-covid-19-71.
Christian Gathut Pemudya Mulyono. “PERAN MASYARAKAT TENGGER DALAM PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS KEARIFAN LOKAL.” S1, UAJY, 2018. https://e-journal.uajy.ac.id/16484/.
Citranu. “Hermeneutika Belom Bahadat Sebagai Wujud Kesadaran Hukum Masyarakat Adat Dayak Di Wilayah Kedamangan Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas.” Jurnal Hukum Agama Hindu Widya Kerta 5, no. 2 (November 21, 2022): 117–37. https://doi.org/10.53977/wk.v5i2.764.
Ditjen Gakkum KLHK. “Pelaku Perambahan Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Siap Disidangkan.” Ditjen Gakkum KLHK. Accessed June 10, 2024. https://gakkum.menlhk.go.id/infopublik/detail/788.
Edi Sumanto. Filsafat Jilid I. Bengkulu: Penerbit Vanda, 2019.
Eko Widianto. “Di Taman Ini, 100 Hektare Hutan Konservasi Kritis.” Tempo, January 29, 2014. https://nasional.tempo.co/read/549226/di-taman-ini-100-hektare-hutan-konservasi-kritis.
Franz Magnis-Suseno. 13 Tokoh Etika Sejak Zaman Yunani sampai Abad ke-19. 5. Aufl. Yogyakarta: Kanisius, 2001.
I Ketut Gede Harsana. “Kebangkitan Umat Hindu Di Desa Senduro Kabupaten Lumajang.” PUSTAKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya VIII, no. 2 (2008).
I Wayan Padet and Ida Bagus Wika Krishna. “Falsafah Hidup Dalam Konsep Tri Hita Karana.” GENTA HREDAYA 2, no. 2 (2018).
I Wayan Widiana. “Filsafat Cina: Lao Tse Yin-Yang Kaitannya Dengan Tri Hita Karana Sebagai Sebuah Pandangan Alternatif Manusia Terhadap Pendidikan Alam.” Jurnal Filsafat Indonesia 2, no. 3 (September 20, 2019): 110–23. https://doi.org/10.23887/jfi.v2i3.22186.
I.R. Poedjawijatna. Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat. Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
John L. Ackrill. Aristotle the Philosopher. 11. impr. Oxford: Oxford Univ. Pr, 1996.
Juhaya S. Praja. Aliran-Aliran Filsafat & Etika. Jakarta: Prenada Media, 2005.
Kadek Suhardita, I Putu Karpika, Made Wery Dartiningsih, and Riana Mawar Mentari B. Tri Hita Karana. Pontianak: Mahameru Press, 2020.
Lilik, Lilik. “Aktualisasi Ajaran Tri Hita Karana Pada Masa Pandemi Covid-19.” Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu 12, no. 1 (April 12, 2021): 19–34. https://doi.org/10.33363/ba.v12i1.631.
Listiyono Santoso, Gayung Kasuma, and IlhamNur Alfian. “Kearifan Ekologis Tengger: Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Lingkungan Berbasiskan Kearifan Lokal Masyarakat Adat Tengger.” Hibah Kompetitif Penelitian Prioritas Nasional Batch II. Surabay: Universitas Airlangga, 2009.
Nurul Rohmaniyah and Wisnu. “Harmonisasi Kehidupan antar Umat Islam dan Umat Hindu di Lingkungan Pura Mandhara Giri Semeru Agung Pada tahun 1990-2028.” AVATARA 9, no. 1 (2020).
Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang. “Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2008.” Lumajang: Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang, 2008.
———. “Perubahan Restra Tahun 2018-2023.” Lumajang: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang, 2022.
Pusdalops PB BPBD Kabupaten Probolinggo. “Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Kawasan Gunung Bromo.” Accessed June 10, 2024. https://bpbd.probolinggokab.go.id/berita/kebakaran-hutan-dan-lahan-di-kawasan-gunung-bromo.
Rizka Nur Laily. “Fakta Baru Penendang Sesajen di Lokasi Erupsi Semeru, Begini Nasibnya Sekarang.” merdeka.com, May 25, 2022. https://www.merdeka.com/jatim/fakta-baru-penendang-sesajen-di-lokasi-erupsi-semeru-begini-nasibnya-sekarang.html.
Robert W. Hefner. Hindu Javanese: Tengger Tradition and Islam. 1. Priceton paperback printing. Princeton, N.J: Princeton University Press, 1989.
———. The Political Economy of Mountain Java: An Interpretive History. Barkeley: University of California Press, 2023.
Simon Petrus Lili Tjahjadi. Petualangan Intelektual. Konfrontasi Dengan Para Filsuf Dari Zaman Yunani Hingga Zaman Modern. Yogyakarta: Kanisius, 2004.
Sony Sukmawan and M. Andhy Nurmansyah. “ETIKA LINGKUNGAN DALAM FOLKLOR MASYARAKAT DESA TENGGER.” LITERASI: Indonesian Journal of Humanities 2, no. 1 (August 29, 2014): 88–95.
Theodoor Gautier Thomas Pigeaud. Java in 14th Century. Leyden: Martinus Nijhoff, 1960.
Wibowo, Bayu Ari. “Pemaknaan Lingga-Yoni Dalam Masyarakat Jawa-Hindu Di Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur: Studi Etnoarkeologi.” E-Jurnal Humanis 14, no. 1 (2016).
Wimmy Haliim. “Dinamika Implementasi Kebijakan Konservasi Lahan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.” Jurnal Borneo Administrator 14, no. 1 (April 28, 2018): 53–68. https://doi.org/10.24258/jba.v14i1.327.