PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KEARIFAN LOKAL (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 1 JEPARA)
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
The 2013 curriculum is contextual in that it requires the teacher to relate the material to the environment around students. This study aims to discuss the development of local wisdom-based social studies learning in SMP N 1 Jepara. The research method used in this research is qualitative method. The results showed that the learning tools had been arranged in accordance with the Ministry of Education and Culture. The implementation of social science learning based on local wisdom is carried out by linking Jepara's material and local wisdom such as the natural conditions of its beaches, sea products, art carvings, Troso fabrics, and community traditions such as PerangObor and Lomban. The teacher links it spontaneously when lecturing and inserted it when the discussion adjusts the material and class conditions, that is not fixated with the lesson plan. Supporting factors for implementing social science learning based on local wisdom are: support from the principal, teachers and students as well as Jepara's local wisdom which can be used as a learning resource. Social studies learning based on local wisdom makes the students have better understanding to the material, even though the teacher is still hampered by the time management.
Kurikulum 2013 bersifat kontekstual yang menuntut guru mengaitkan materi dengan lingkungan sekitar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk membahas pengembangan pembelajaran IPS berbasis kearifan lokal di SMP N 1 Jepara. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran sudah disusun sesuai dengan Permendikbud. Pelaksanaan pembelajaran IPS berbasis kearifan lokal yang dilakukanya itu dengan mengaitkan materi dan kearifan lokal Jepara seperti kondisi alam pantainya, hasil lautnya, hasil karyanya seperti seni ukir, Kain Troso, dan tradisi masyarakat seperti perang obor dan Lomban. Guru mengaitkannya secara spontanitas ketika ceramah dan disisipkan ketika diskusi menyesuaikan materi dan kondisi kelas serta tidak terpaku dengan RPP. Faktor pendukung melaksanakan pembelajaran IPS berbasis kearifan lokal yaitu: dukungan dari kepala sekolah, guru dan siswa serta Kearifan lokal Jepara yang dapat dijadikan sumber belajar. Pembelajaran IPS berbasis kearifan lokal menjadikan peserta didik lebih memahami materi, walaupun guru masih terhambat pada manajemen waktu.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
All writings published in this journal are personal views of the authors and do not represent the views of this journal and the author's affiliated institutions. Author(s) retain copyrights under the license of Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0).
References
Khakiim, Uluul dkk. 2016. Pelaksanaan Membuka dan Menutup Pelajaran Oleh Guru Kelas 1 Sekolah Dasar. Jurnal pendidikan. Vo. 1, No. 9.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19/2005 Mengenai Standar Nasional Pendidikan
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 Mengenai Standar Proses dalam Pendidikan.
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 Mengenai Model Pembelajaran.
Permendikbud No. 81 A tahun 2013 Mengenai Pembelajaran di Sekolah Tingkat Dasar.
Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja grafindo Persada.